Selasa 16 Feb 2016 06:25 WIB

Jejak Cakar Ungkap Kehidupan Singa Berkantung Prasejarah

Kerangka dari seekor ‘thylacoleo’, marsupial Australia yang sudah punah dan serupa dengan singa atau hyena.
Foto: Flinders University/abc
Kerangka dari seekor ‘thylacoleo’, marsupial Australia yang sudah punah dan serupa dengan singa atau hyena.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA BARAT -- Jejak cakar prasejarah di dalam sebuah gua Australia Barat telah membantu para ilmuwan Adelaide mengetahui lebih lanjut tentang seekor hewan, yang sebelum punah merupakan predator teratas di Australia.

Selama 150 tahun, para ilmuwan telah mencoba untuk mempelajari lebih lanjut tentang singa marsupial yang berkeliaran di benua ini lebih dari 40 ribu tahun yang lalu.

Dikenal sebagai Carnifex thylacoleo, singa berkantung Australia ini memiliki berat badan antara 80-100 kilogram dan diyakini memiliki rahang yang kuat dan besar, serta cakar yang tajam.

Paleontolog dari Universitas Flinders, Gavin Prideaux mengatakan ia sekarang mengetahui mamalia tersebut adalah predator ganas, seperti singa atau hyena (dubuk) di belahan lain dunia.

"Kebanyakan orang bahkan tak tahu mereka ada, namun kami benar-benar punya hewan karnivora luar biasa, predator teratas ini di Australia yang tiba-tiba kami punya sedikit lebih banyak pengetahuan tentangnya," ujar Gavin.

Ia menerangkan, "Ini adalah binatang khas Australia. Hal yang paling penting bagi saya tentang ini adalah mereka berada di sini ketika manusia pertama kali tiba dan mereka hidup dengan manusia selama sekitar 10 ribu tahun sehingga menarik  membayangkan interaksi jenis apa yang terjadi saat itu.”

"Debat tentang hewan ini hanya berputar-putar soal kerangka selama 150 tahun terakhir. Sekarang, kami benar-benar punya bukti baru yang memberikan wawasan tentang perilakunya yang tak akan Anda duga bisa didapatkan jika Anda tak bepergian ke masa lalu," jelasnya.

Profesor Gavin, dengan rekan penelitinya, Sam Arman telah menerbitkan sebuah makalah yang mengungkapkan dua aspek baru dari singa berkantung. Mereka adalah pendaki yang sangat baik dan merawat anak-anak mereka di gua.

Banyak jejak cakar yang ditemukan di dalam Gua Tight Entrance di wilayah Margaret River, berada di ketinggian hingga tiga meter dari lantai gua di permukaan curam.

Tak hanya menjelaskan lebih lanjut tentang mamalia misterius ini, para peneliti juga menemukan cara baru menganalisis jejak fosil, termasuk jejak kaki dan goresan. Para peneliti lain sedang mempelajari jejak cakar dan kerangka serupa. Mereka juga meyakini bukti yang ditemukan berasal dari singa berkantung di sebuah gua Naracoorte.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-02-15/jejak-cakar-di-gua-australia-ungkap-kehidupan-singa-berkantung-prasejarah/1548148
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement