Kamis 17 Mar 2016 07:24 WIB

Ban Kutuk Serangan Koalisi Saudi ke Pasar yang Tewaskan 65 Orang

Ban Ki Moon
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu (16/3) mengutuk serangan udara yang dilancarkan oleh pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap satu pasar terkenal, di sebelah utara Ibu Kota Yaman, Sana'a.

Serangan tersebut menewaskan tak kurang dari 65 warga sipil dan melukai 55 orang lagi. Serangan udara itu menghantam Pasar Al-Khamees di Kabupaten Mastaba di Provinsi Hajjah pada siang hari, saat orang berkerumun di pasar rakyat itu.

"Peristiwa ini adalah salah satu yang paling mematikan --dan dilaporkan menewaskan serta melukai sejumlah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak-- sejak awal konflik," kata Ban di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh juru bicaranya.

Ban menggaris-bawahi kepada semua pihak "sangat perlunya" untuk sepenuhnya menghormati kewajiban mereka sesuai dengan hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi. Menurut pernyataan itu, ia mengatakan, "Serangan yang ditujukan kepada warga sipil dan sasaran sipil, termasuk pasar rakyat, sangat dilarang."

Ban, yang meminta dilakukannya penyelidikan yang tepat dan efektif mengenai peristiwa semacam itu, juga mendesak semua pihak dalam konflik tersebut untuk menghentikan kegiatan militer dan menyelesaikan semua perbedaan dalam babak baru perundingan perdamaian yang difasilitasi PBB.

Yaman telah ternoda dalam perang saudara habis-habisan sejak September 2014, ketika kelompok Syiah Al-Houthi --yang didukung oleh pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh-- menyerbu Ibu Kota Yaman, Sana'a, dan mengusir Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi ke pengasingan. Perang itu telah menewaskan hampir 6.000 orang, kebanyakan warga sipil.

Koalisi pimpinan Arab Saudi memulai pemboman udara setiap hari terhadap gerilyawan Al-Houthi dan pasukan sekutu mereka sejak Maret 2015, dan berikrar akan mengusir gerilyawan dan merebut kembali Sana'a.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement