Ahad 20 Mar 2016 16:46 WIB

Ini Tanggapan Israel Soal Warganya yang Tewas di Turki

Rep: Gita Amanda/ Red: Joko Sadewo
Lorong-lorong yang biasanya ramai di pusat belanja dan hiburan Istanbul Turki, kini sepi menyusul bom bunuh diri yang terjadi Sabtu (19/3).
Foto: Reuters
Lorong-lorong yang biasanya ramai di pusat belanja dan hiburan Istanbul Turki, kini sepi menyusul bom bunuh diri yang terjadi Sabtu (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Menanggapi warga Israel yang ikut menjadi korban, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi hal itu. Israel bekerja sama dengan badan-badan intelijen lain, untuk mencari tahu apa serangan memang dikhususkan pada warga Israel.

"Kami sedih mengkonfirmasi dua warga sipil Israel telah tewas," katanya.

Dua pesawat Israel sedang dikirim ke Istanbul untuk mengevakuasi korban luka lainnya dalam ledakan. Sebagian warga Israel memang terjebak dalam serangan saat berada di tur kuliner di kota tersebut.

Tak hanya Israel, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Ned Price juga membenarkan dua warga Amerika tewas dalam serangan Istanbul. Namun ia belum merilis identitas mereka.

Price mengutuk serangan keji tersebut dan mengatakan Amerika Serikat konsisten dalam mendukung Turki. Menurtnya aksi terorisme yang terus berulang di Turki harus berakhir.

"Kami terus menjalin kontak dengan otoritas Turki dan menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja sama dengan Turki untuk menghadapi kejahatan terorisme," kata Price.

Sekelompok wisatawan Iran juga termasuk mereka yang menjadi korban. Menurut kantor berita Iran IRNA,  sekeluarga warga Iran dan seorang wanita tua asal Iran juga menjadi korban luka-luka akibat serangan.

Serangan terjadi bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif ke Turki. Zarif mengutuk insiden tersebut sebagai tindakan tak manusiawi dan menyatakan belasungkawanya.

Menteri Kesehatan Turki, Mehmet Muezzinoglu awalnya mengatakan, 36 orang terluka akibat serangan termasuk enam warga Israel, dua warga Iralndia dan saru orang masing-masing warga Islandia, Jerman, Dubai dan Iran. Namun Gubernur Istanbul mengkoreksi dengan menyatakan jumlah yang terluka bertambah menjadi 39 orang dan 24 di antaranya warga asing. Tapi ia tak merinci kebangsaannya.

Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Irlandia Charlie Flanagan menyatakan belasungkawa dan kesedihannya atas serangan tersebut. Ia juga mengkonfirmasi sejumlah warga Irlandia termasuk korban luka.

Pada hari Kamis (17/3), Jerman telah menutup kedutaannya di Ankara, sekolah Jerman di Ankara dan konsulatnya di Istanbul, yang berada di lingkungan yang sama dengan insiden ledakan. Penutupan dilakukan menyusul peringatan keamanan. Sebab sebelumnya dua belas wisatawan Jerman tewas dalam serangan bunuh diri pada Januari lalu di distrik bersejarah Istanbul.

Cuplikan dari tayangan televisi menunjukkan polisi dan layanan darurat berbaris di jalanan, yang telah benar-benar dibersihkan dari warga. Saksi mengatakan kepada Aljazirah, bahwa ratusan orang berlari panik menjauh dari lokasi ledakan beberapa saat setelah insiden itu.

Ledakan Sabtu menandai serangan bunuh diri keenam di negara itu sejak Juli 2015. Otoritas Turku menyalahkan lima serangan sebelumnya, yang telah menewaskan lebih dari 200 orang, pada kelompok ISIS atau PKK. n Gita Amanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement