Rabu 04 Oct 2023 10:43 WIB

Turki Lancarkan Serangan Udara Baru Terhadap PKK di Irak Utara

Turki melancarkan serangan udara baru di Irak utara dan menghancurkan 16 sasaran PKK

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pada Ahad (1/10/2023) dua penyerang meledakkan bom di depan gedung pemerintah Turki di Ankara
Foto: EPA-EFE/NECATI SAVAS
Pada Ahad (1/10/2023) dua penyerang meledakkan bom di depan gedung pemerintah Turki di Ankara

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pasukan Turki telah melancarkan serangan udara baru di Irak utara dan menghancurkan 16 sasaran Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Kementerian Pertahanan Nasional mengatakan, operasi tersebut dilakukan di wilayah Metina, Gara, Hakurk, Qandil dan Asos pada Selasa (3/10/2023) pukul 20.00 malam waktu setempat.

Kementerian Pertahanan menambahkan, setiap tindakan telah dikalkulasikan untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil dan lingkungan. Sebelumnya pada Ahad (1/10/2023) dua penyerang meledakkan bom di depan gedung pemerintah Turki di Ankara. Dua pelaku tewas dan dua petugas polisi terluka.

Baca Juga

PKK mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Hal ini memicu serangan Turki terhadap kelompok tersebut di Irak utara pada Ahad malam. PKK dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh Turki dan sekutu Barat. PKK telah melancarkan serangan sejak 1984 dan menewaskan puluhan ribu orang.

Serangkaian operasi militer Turki berturut-turut telah mendorong kelompok tersebut kembali ke Irak. Serangan PKK pada Ahad bertepatan dengan pembukaan sidang parlemen Turki. Dalam sidang itu anggota parlemen akan diminta untuk meratifikasi keanggotaan Swedia dalam aliansi militer NATO.

Ratifikasi Turki tertahan karena kemarahannya atas penolakan polisi Swedia untuk melarang demonstrasi yang dilakukan oleh PKK dan pendukung mereka di Stockholm. Beberapa analis yakin PKK mungkin mencoba menghalangi ratifikasi tersebut. Karena ratifikasi itu akan menunjukkan perbaikan dalam ketegangan hubungan antara Turki dengan Amerika Serikat (AS).

Turki juga berusaha membuat AS menghentikan dukungannya terhadap pejuang Kurdi dari kelompok YPG di Suriah. Ankara mungkin menginginkan perubahan kebijakan ini sebagai imbalan atas ratifikasi keanggotan Swedia di NATO.

Washington mengandalkan YPG untuk melawan kelompok ISIS di wilayah tersebut.  Namun Ankara memandang YPG sebagai organisasi kembaran PKK.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement