Senin 28 Mar 2016 00:00 WIB

Edward Snowden: Bom Brussels Seharusnya Bisa Dihentikan

Red: Ilham
Edward Snowden.
Foto: Reuters
Edward Snowden.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Whistleblower Edward Snowden mengklaim serangan teror di Brussels, Belgia seharusnya bisa dihentikan oleh otoritas setempat. Sebab, Turki telah memberikan informasi tentang pelaku penyerangan kepada pasukan keamanan Belgia.

Dilansir Mirror, mantan pekerja Badan Keamanan Nasional (NSA) AS itu, menjelaskan, Turki telah memperingatkan Belgia tentang beberapa orang di belakang serangan, terlibat dalam kegiatan teroris. Snowden sendiri disebut sebagai pengkhianat oleh intelijen Inggris dan Amerika karena membocorkan sejumlah data yang berkaitan dengan pengawasan massa.

Snowden yang berbicara dari sebuah lokasi yang dirahasiakan di Rusia melalui video, juga mengutip berita bahwa Rusia telah memperingatkan AS tentang saudara Tsarvaev, orang yang berada di balik pemboman Boston Marathon. Tetapi pihak berwenang tidak mengambil tindakan apapun.

Sebelumnya, sebanyak 31 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam serangan teror di Brussels, ibu kota Belgia. ISIS kemudian mengklaim bertanggung jawab.

Koran Belgia, Sudpresse melaporkan, polisi telah mengidentifikasi pelaku Mohamed Abrini, sebagai pria kulit putih. Kini dia sedang diburu oleh pasukan polisi Prancis dan Belgia. (Bandara Brussels Masih Ditutup Hingga Pekan Depan).

Seorang pembuat film dan jurnalis, Faycal Cheffou juga dituduh terlibat dalam serangan teror Brussels. Dia ditahan sejak Kamis, lalu, dengan dakwaan berpartisipasi dalam rencana serangan kelompok teroris.

Sementara itu, terungkap dua bersaudara di belakang serangan Brussels adalah buronan AS. Ibrahim dan Khalid El Bakraoui terdaftar sebagai pelaku ancaman teror potensial di database AS. Saat ini polisi masih memburu pelaku lain serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement