Senin 28 Mar 2016 17:25 WIB

Provokasi Cina, Jepang Aktifkan Stasiun Radar di Laut Cina Timur

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
 Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.
Foto: AP
Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengaktifkan stasiun radar di Laut Cina Timur sebagai langkah maju untuk mengumpulkan data intelijen di sana, Senin (28/3). Stasiun radar dari Basis Pasukan Pertahanan Diri Jepang baru-baru ini ditempatkan di Pulau Yonaguni.

Pulau ini berdekatan dengan Taiwan dan kepulauan yang merupakan bagian dari sengketa wilayah Jepang-Cina. Pulau Yonaguni merupakan kepulauan Jepang paling barat di Laut Cina Timur. Letaknya sekitar 150 km di selatan dari kepulauan sengketa yang dikenal sebagai kepulauan Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh Cina.

"Hingga kemarin, tidak ada unit observasi pantai di barat pulau utama Okinama. Kekosongan ini harus diisi," kata Letnan Kolonel Pasukan Pertahanan Diri Darat, Daigo Shiomitsu. Ia adalah komandan yang memimpin pengaktifan basis baru Yonaguni.

Hal ini, menurutnya, bertujuan mengawasi segala situasi di sekitar teritorial Jepang dan agar bisa merespon segala peristiwa yang terjadi. Shiomitsu menghadiri upacara pembukaan basis baru itu pada Senin bersama dengan 150 personel militer dan sekitar 50 pejabat.

 

Meski konstruksi sejumlah gedung di sana belum usai, upaya pengaktifan ini dinilai tidak bisa ditunda. Gedung-gedung di fasilias tampak khas dengan dinding putih dengan atap tradisional Okinawa yang berubin merah.

Pulau seluas 30 km persegi ini adalah rumah bagi sekitar 1.500 orang. Sebagian besar menggantungkan diri dengan beternak dan menanam tebu. Adanya kontingen Pasukan Pertahanan Diri dan anggota keluarga mereka akan menambah populasi pulau hingga seperlimanya.

Tindakan ini dinilai akan membuat geram Cina. "Stasiun radar ini akan menganggu Cina," kata pensiunan Mayor Jenderal Pasukan Pertahanan Diri dan profesor Nihon University, Nozomu Yoshitomi. Pasalnya, fasilitas itu tidak hanya akan jadi basis intelijeen, tapi juga bisa jadi pangkalan militer untuk operasi wilayah.

Benar saja, dalam pernyataan yang dikirimkan Kementerian Pertahanan Cina pada Reuters soal stasiun radar, Cina mengimbau komunitas internasional untuk waspada tinggi. Mereka menyebut tindakan Jepang itu sebagai ekspansi militer.

Baca juga, AS Siap Patroli Bareng Filipina di Laut Cina Selatan.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement