REPUBLIKA.CO.ID, REYKJAVIK -- Perdana Menteri Islandia diminta untuk meninggalkan parlemen setelah namanya disebut dalam Panama Papers yang bocor ke publik.
Dalam dokumen itu, Sigmundur Gunnalaugsson dituduh menyembunyikan jutaan dolar investasi di sebuah perusahaan. Gunnalaugsson berada di bawah tekanan yang meningkat setelah dokumen mengungkapkan namanya dan istrinya dalam sebuah skandal.
Dilansir dari BBC News, Selasa (5/4), keduanya dikabarkan membeli sebuah perusahaan pada 2007 untuk menghindari pajak ataupun pencucian uang.
Ia adalah salah satu dari puluhan pemimpin dan mantan pemimpin di seluru dunia yang disebut dalam kebocoran besar firma hukum Panama, Mossack Fonseca.
Selain Gunnalaugsson, nama Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Cina Xi Jinping dan berbagai perusahaan besar juga masuk ke dalam data tersebut.