Ahad 10 Apr 2016 03:08 WIB

Mesir Bersitegang dengan Italia Akibat Penolakan Data Pembunuhan Regeni

Rep: C38/ Red: Indira Rezkisari
Spanduk bertuliskan 'Kebenaran untuk Regeni' dibentangkan dalam kasus pembunuhan mahasiswa Giulio Regeni yang memicu ketegangan antara Mesir dan Italia.
Foto: Reuters
Spanduk bertuliskan 'Kebenaran untuk Regeni' dibentangkan dalam kasus pembunuhan mahasiswa Giulio Regeni yang memicu ketegangan antara Mesir dan Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Hubungan antara Mesir dan Italia mengalami ketegangan pascakasus pembunuhan peneliti Italia, Giulio Regeni. Seorang jaksa senior Mesir mengatakan, ketegangan antar dua negara itu berawal dari penolakan Kairo untuk menyerahkan catatan telepon dalam penyelidikan kasus pembunuhan Regeni.

Dilansir dari Reuters, Ahad (10/4), Italia sempat menarik duta besarnya untuk berkonsultasi pada Jumat (8/4) kemarin. Peneliti Mesir dalam kunjungannya ke Roma dinilai telah gagal memberikan bukti yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kasus Regeni.

Sehari setelah kembali dari Roma, asisten jaksa penuntut umum Mesir, Mustafa Suleiman, mengatakan, Mesir telah memenuhi 98 persen permintaan Italia. Temuan otopsi Italia dan Mesir hampir identik, tapi Mesir bersikukuh tidak akan berbagi catatan telepon yang dicari peneliti Italia.

Menurut Mustafa, Italia meminta semua catatan dari lokasi tempat tinggal Regeni, tempat dia hilang, dan tempat dia ditemukan kembali. Catatan itu mencapai hampir satu juta panggilan. "Tuntutan ini bertentangan dengan konstitusi," ujar Mustofa.

Keputusan Italia menaikkan eskalasi sengketa diplomatik ini berpotensi merusak kepentingan ekonomi dan kerjasama keamanan. Italia tengah berupaya menjadi mitra utama Mesir dalam memerangi terorisme dan penyelundupan manusia. Italia juga memiliki kepentingan ekonomi signifikan di Mesir, salah satunya ladang gas lepas pantai Zohr.

Regeni adalah seorang mahasiswa doktoral berusia 28 tahun yang sedang meneliti gerakan buruh Mesir. Ia menghilang pada 25 Januari, kemudian ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada 3 Februari.

Para peneliti menemukan tanda-tanda penyiksaan yang masif pada tubuh Regeni. Tubuhnya ditemukan dibuang di selokan pinggir jalan sembilan hari setelah kepergiannya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement