Kamis 14 Apr 2016 16:06 WIB

AS Konfirmasi Virus Zika Sebabkan Mikrosefalia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Seorang bayi yang ibunya terinfeksi virus zika lahir dengan kondisi microcephaly atau otak lebih kecil dari ukuran normal.
Foto: AP Photo/Felipe Dana
Seorang bayi yang ibunya terinfeksi virus zika lahir dengan kondisi microcephaly atau otak lebih kecil dari ukuran normal.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi virus zika menyebabkan cacat lahir yang parah, termasuk mikrosefalia atau pertumbuhan kepala yang lebih kecil dari ukuran normal.

Ratusan bayi lahir di Brasil tahun lalu lahir dengan mikrosefalia. Cacat yang mereka alami bersamaan melonjaknya infeksi zika.

Para ahli menduga ini diakibatkan virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti. CDC dalam penelitian kali ini telah menegaskan kecurigaan para ahli dan pakar.

"Penelitian ini menandai titik balik dalam wabah zika. Sekarang jelas virus (zika) menyebabkan mikrosefalia," kata kepala CDC Tom Frieden seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (14/4).

Frieden menambahkan, penelitian intensif sedang berlangsung untuk mengetahui lebih banyak tentang virus ini. Kini vaksin untuk virus ini juga tengah dikembangkan meskipun Frieden memperingatkan bisa dibutuhkan waktu bertahun-tahun.

Ia mengakui, ini adalah pertama kalinya gigitan nyamuk menyebabkan cacat lahir. "Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual juga,’’ ujarnya.

Sebelumnya, para pejabat kesehatan AS, Senin (11/4) memperingatkan wabah zika bisa memiliki lebih dari efek lebih besar di negara tersebut dan menyerukan dana tambahan untuk memerangi virus tersebut.

"Segala sesuatu yang kita tahu tentang virus ini tampaknya menjadi lebih menakutkan dibandingkan saat awal seperti yang kita pikir,’’ kata Anne Schuchat dari CDC.

Virus zika pertama kali didiagnosis pada 1947 di Uganda. Gejala ini biasanya termasuk ruam, nyeri sendi, dan demam. Namun, wabah saat ini dimulai di Brasil pada 2015 dan gejalanya jauh lebih parah. Hampir 200 bayi meninggal akibat virus ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement