Ahad 17 Apr 2016 23:28 WIB

Ekuador Luncurkan Operasi Penyelamatan Korban Gempa

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Pemerintah Ekuador meluncurkan operasi penyelamatan pada Ahad (17/4), setelah gempa terbesar dalam beberapa dekade melanda negara tersebut. Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter menewaskan sedikitnya 233 orang dan menyebabkan kerusakan pada negara tersebut.

Gempa terjadi pada Sabtu (16/4) malam dan menyebabkan kepanikan di ibukota Quito. Gempa meruntuhkan bangunan-bangunan di kota komersial Guayaquil.

Daerah di pesisir Barat Laut Ekuador paling terkena dampak, termasuk wilayah Pedernales yang merupakan tempat wisata pantai dengan pohon-pohon palem. Tetapi informasi mengenai kerugian didaerah itu kurang mengingat komunikasi yang buruk dan transportasi yang kacau.

"Ada orang-orang yang terjebak di beberapa tempat dan kami mulai operasi penyelamatan," kata Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas pada Ahad pagi sebelum mengunjungi lokasi gempa.

Jumlah korban tewas akibat gempa 233 jiwa dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Glas mengatakan keadaan darurat diberlakukan di enam provinsi.

Hal senada diugkapkan Gubernur Pedernales Gabriel Alcivar. Menurutnya ada beberapa desa yang benar-benar hancur akibat gempa. Ia menambahkan puluhan orang telah tewas di wilayah pedesaan.

"Apa yang terjadi di sini di Pedernales adalah bencana," katanya.

Di Guayaquil yang merupakan kota terbesar di Ekuador, puing-puing tergeletak di jalan-jalan. Sejumlah jembatan menimpa atap mobil yang berada di bawahnya.

Sekitar 13.500 personel pasukan keamanan dikerahkan untuk menjaga ketertiban di Ekuador. Pemerintah mengatakan dana 600 juta dolar AS juga dikucurkan untuk keadaan darurat.

Pascagempa Presiden Rafael Correa mempersingkat lawatannya ke Italia. Ia akan segera kembali ke Ekuador.

"Semua bisa dibangun kembali, tetapi kehidupan tak bisa dikembalikan, itu yang paling menyakitkan," katanya.

Beberapa bagian dari ibukota tanpa listrik atau layanan telepon selama beberapa jam. Tapi pemerintah mengatakan layanan tersebut akan dipulihkan dan tak ada laporan korban jiwa di kota.

Pemerintah menggambarkan ini sebagai gempa terburuk yang melanda Ekuador sejak 1979. Kala itu bencana menewaskan 600 jiwa dan 20 ribu lainnya terluka.

Sebuah peringatan tsunami dicabut pada Sabtu malam. Namun warga pesisir didesak mencari tempat yang lebih tinggi.

Lembaga seismologi Ekuador melaporkan, lebih dari 135 gempa susulan terjadi pada Sabtu. Gempa susulan terkuat terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 02.00 waktu setempat. U.S. Geological Survey mengatakan gempa itu berkekuatan 5,6 Skala Richter.

Sejumlah bantuan internasional ikut membantu Ekuador. Pemerintah Correa mengatakan Venezuela dan Meksiko mengirimkan personel dan perlengkapan untuk membantu korban gempa di negara itu.

Pejabat negara mengatakan produksi minyak di negara anggota OPEC itu tak terpengaruh gempa. Namun kilang utama Hotan yang terletak di dekat pusat gempa, sempa menghentikan produksinya sementara sebagai tindakan pencegahan.

Gempa yang terjadi di Ekuador menyusul dua gempa Jepang. Ekuador dan Jepang keduanya terletak di seismik aktif "Ring of Fire". Wilayah itu meliputi pulau-pulau selatan Pasifik seperti Jepang Indonesia, menyebarang ke Alaska dan ke bawah pantai barat Amerika Serikat, Tengah dan Selatan.

Sebuah gempa kecil berkekuatan 6,1 Skala Richter juga mengguncang negara pulau Tonga di Pasifik pada Ahad. Namun tak ada laporan mengenai kerusakan.

sumber : AP/Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement