Senin 18 Apr 2016 01:14 WIB

Gempa Ekuador, 233 Orang Dipastikan Tewas, 1.500 Cidera

Red: Ilham
Warga berdiri atas runtuhan bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di Manta, Ekuador, Sabtu (16/4).
Foto: Reuters/Patricio Ramos
Warga berdiri atas runtuhan bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di Manta, Ekuador, Sabtu (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, Manta, EKUADOR -- Presiden Ekuador Rafael Correa, yang sedang bergegas kembali ke negaranya dari lawatan di Italia mengatakan, jumlah warga yang dipastikan meninggal dunia karena gempa di negaranya meningkat menjadi 233 orang.

"Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan orang-orang yang berada di bawah reruntuhan," katanya melalui Twitter.

Sementara itu, pihak berwenang mengatakan, warga yang mengalami luka-luka mencapai lebih dari 1.500 orang. Para penyelamat mengerahkan traktor dan menggunakan tangan kosong untuk mencari orang-orang yang masih hidup di kota-kota pesisir yang hancur, setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang pantai Pasifik pada Sabtu.

Gempa dirasakan di berbagai wilayah negara Andes berpenduduk 16 juta orang dan menyebabkan kepanikan hingga ke ibu kota negara, Quito. Gempa dahsyat tersebut juga membuat gedung-gedung serta jalanan ambruk di berbagai wilayah kota.

Daerah-daerah pesisir yang lokasinya paling dekat dengan pusat gempa mengalami kerusakan paling parah, terutama Pedernales, kota yang merupakan pusat wisata pantai dan dihiasi dengan banyak pohon palem.

Tidak banyak informasi yang didapat dari daerah itu karena saluran komunikasi serta transportasi terganggu. "Ada orang-orang yang terjebak di berbagai tempat dan kami sedang melancarkan operasi penyelamatan," kata Wakil Presiden Jorge Glas pada Minggu pagi sebelum ia terbang menuju wilayah tersebut.

Status keadaan darurat telah diberlakukan di enam provinsi. "Ada desa-desa yang hancur total," kata Wali Kota Pedernales, Gabriel Alcivar, kepada stasiun radio lokal.

Sekitar 13.500 personel pasukan keamanan telah dikerahkan untuk menjaga ketertiban di seputar Ekuador dan dana sejumlah 600 juta dolar AS (Rp 7,9 triliun) dari para peminjam multilateral telah disiapkan untuk mengatasi keadaan darurat.

Di antara pemberi bantuan dari dunia internasional, Venezuela dan Meksiko sedang mengirimkan personel dan berbagai peralatan. Pemerintah menyebut gempa Sabtu itu sebagai yang terburuk yang dialami Ekuador sejak 1979. Pada tahun itu, gempa dahsyat menewaskan 600 orang dan melukai 20.000 lainnya, demikian menurut badan geologi Amerika Serikat.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement