Senin 18 Apr 2016 09:22 WIB

Pentingnya Muslim Moderat Bersuara Tanggapi Kelompok Garis Keras

Peserta Pertukaran Pemuda Muslim saat berada di studio TV ABC.
Foto: abc
Peserta Pertukaran Pemuda Muslim saat berada di studio TV ABC.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Peserta Pertukaran Pemuda Muslim Indonesia dan Australia sempat berdiskusi mengenai fenomena munculnya kelompok ekstrem dan toleransi, saat berkunjung ke kantor ABC di Melbourne.

Sebagai bagian dari program kunjungan ke Australia, enam peserta Muslim Exchange Program asal Indonesia datang ke kantor ABC di kawasan Southbank, Melbourne.

Keenam peserta tersebut adalah Muhammad Sabeth Abilawa yang juga Direktur Social Development Dompet Dhuafa, Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas YARSI di Jakarta Ratih Arrum, dosen dan salah satu penggagas program ekonomi Islam di Institut Pertanian Bogor Deni Lubis, Lis Safitri seorang pengusaha sekaligus guru di SMA Darussalam, Ciamis, Jawa Barat serta Muhammad Zahrul Anam dosen di Universitas Muhammadiyah di Yogyakarta.

Kunjungan mereka ke Australia bermaksud lebih mengenal kondisi kehidupan Muslim di Australia sebagai warga komunitas. Saat berada di kantor ABC, para peserta bertemu dengan staf dari ABC International, termasuk dari Australia Plus.

Materi yang didikusikan adalah soal kelompok garis keras dan ekstremisme yang suaranya semakin nyaring. Kami sempat menanyakan apa pendapat mereka soal semakin maraknya debat soal moral yang berakhir dengan cacian, mudahnya menuduh sesorang berdosa atau sesuatu haram hingga kecenderungan saling memaki di antara sesama Muslim yang memiliki penafsiran berbeda.

Menurut Zahrul Anam, yang juga aktif di organisasi Muhammadiyah, penyebab mengapa suara mereka terdengar lebih keras adalah adanya revolusi media.

"Kelompok ekstremis kini menggunakan jejaring sosial, seperti Facebook untuk mengekspresikan pemikiran mereka dan mempengaruhi orang-orang dengan pemahamannya. Mungkin di zaman Orde Baru, bahkan keberadaan mereka pun tidak diketahui. Tetapi setelah reformasi, kelompok garis keras semakin banyak bermunculan sehingga kita merasa seolah mereka mendominasi," ujar Zahrul Anam.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-04-15/pentingnya-muslim-moderat-bersuara-untuk-tanggapi-kelompok-garis-keras/1569934
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement