Selasa 19 Apr 2016 12:28 WIB

Korban Gempa Jepang Kekurangan Makanan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Warga korban gempa mengantre jatah makanan di Kumamoto, Jepang, Selasa, 19 April 2016. Sekitar 100 ribu pengungsi akibat gempa harus bertahan di cuaca dingin.
Foto: Naohiko Hatta/Kyodo News via AP
Warga korban gempa mengantre jatah makanan di Kumamoto, Jepang, Selasa, 19 April 2016. Sekitar 100 ribu pengungsi akibat gempa harus bertahan di cuaca dingin.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Korban serangkaian gempa Jepang bertahan dengan kekurangan makanan dan air, Selasa (19/4). Sementara tim penyelamat menggali lumpur dan puing-puing untuk mencari korban hilang, meski dengan harapan kecil menemukan mereka selamat.

Korban tewas gempa berkekuatan 7,3 skala Richter di Jepang itu mencapai 44 orang.

Saham Jepang bangkit kembali dari slide, Senin dengan produsen elektronik Sony Corp naik 6,7 persen setelah mengatakan pabrik sensor gambar di Kumamoto ditutup pascagempa. Pabrik tersebut membuat komponen terutama untuk kamera digital.

Penerbangan aktif kembali ke bandara yang rusak di wilayah barat daya Kumamoto yang menderita kerusakan terburuk, namun gempa susulan terus bergetar di wilayah tersebut. Korban selamat menghabiskan malam meringkuk di mobil dan pusat-pusat evakuasi, takut untuk kembali ke rumah mereka yang rusak.

"Ini benar-benar sulit," kata seorang wanita kepada TV Asahi. Dia tidur dengan bayi dua bulan berselimut di sisinya. Ia mengatakan, tidak ada susu dan hanya ada popok yang ia bawa. "Setelah habis, tidak ada lagi," katanya.

Sekitar 30 ribu penyelamat menggali lumpur dan serpihan rumah-rumah. Media Jepang melaporkan, salah satu dari korban yang hilang ditarik keluar dari reruntuhan dalam keadaan tewas, Selasa (19/4), empat hari setelah gempa terburuk melanda pada Sabtu dini hari.

Delapan masih hilang dan lebih dari 1.000 orang terluka. Lebih dari 94 ribu orang tetap tinggal di pusat-pusat evakuasi, terputus dari dunia luar karena jalan hancur. Tetapi rekaman televisi menunjukkan bantuan yang diturunkan dari pesawat di bandara.

"Gempa ini telah menghasilkan kerusakan besar dan polisi, petugas pemadam kebakaran dan personel militer membuat setiap usaha untuk pemulihan," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga seraya mengingatkan ancaman gempa susulan lebih lanjut.

Sebuah gempa 5,8 SR melanda daerah pada akhir Senin. Lebih dari 600 gempa memukul Kyushu sejak Kamis dan lebih dari 87 diantaranya terdaftar pada skala empat Jepang yang cukup mengguncang bangunan. Wilayah Kumamoto merupakan pusat manufaktur penting dan rumah bagi stasiun nuklir yang beroperasi di Jepang, yang telah dinyatakan aman.

Sebuah gempa sembilan skala Richter dan tsunami di Jepang utara Maret 2011 menyebabkan krisis nuklir terburuk sejak Chernobyl pada 1986. Bencana itu membuat industri nuklir tutup untuk pemeriksaan keamanan dan karena memuntahkan radiasi di pedesaan. Hampir 20 ribu orang tewas dalam tsunami 2011.

 

Baca: Ledakan Ekonomi Myanmar Munculkan Pekerja Anak

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement