REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis hendak memperpanjang status situasi darurat hingga dua bulan ke depan untuk menjaga turnamen sepak bola European Championship dan Tour de France. Tindakan ini belum final karena masih membutuhkan persetujuan parlemen.
Perdana Menteri Manuel Valls mengatakan pada radio France Info perpanjangan status hingga akhir Juli ini demi keamanan. "Respons melawan ancaman teroris akan lebih baik di status ini," kata dia, dikutip Independent.
Turnamen Euro 2016 akan digelar 10 Juni hingga 10 Juli. Status darurat seharusnya berakhir 26 Mei 2016. Di kondisi seperti ini, otoritas diberi kekuasaan untuk melakukan penangkapan dan pencarian di tempat tanpa surat penangkapan.
Otoritas juga bisa melarang pergerakan kerumunan orang dan kendaraan di waktu juga tempat spesifik. Pada Februari, parlemen Prancis melakukan pemungutan suara soal perubahan konstitusi meneruskan kekuasaan saat situasi darurat ke situasi normal.
Termasuk menghapus kewarganegaraan bagi tersangka teror. Hal ini telah membawa perpecahan di partai Sosialis pemerintah Prancis, dengan keluarnya Menteri Peradilan Christiane Taubira.
Status darurat dimulai sejak 19 November 2015, enam hari setelah insiden serangan teror ISIS. Kekuasaan baru mencakup kemampuan untuk menempatkan orang-orang di bawah tahanan rumah tanpa pengadilan juga memblokir situs-situs.
Baca: Kisah Keluarga Pengungsi Suriah yang Terusir dari Prancis