Kamis 21 Apr 2016 12:59 WIB

Kelompok ISIS Dinilai Mampu Sabotase Senjata Nuklir Pakistan

Rudal balistik dipamerkan selama parade militer Hari Jadi Pakistan di Islamabad.
Foto: AFP/Aamir Qureshi
Rudal balistik dipamerkan selama parade militer Hari Jadi Pakistan di Islamabad.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Kekhawatiran yang semakin memuncak akan kehadiran kelompok ISIS di Pakistan telah menyoroti keamanan senjata nuklir di negara itu.

Pada Februari, Direktur Jenderal Biro Intelijen Pakistan Aftab Sultan mengatakan ratusan orang dari negaranya bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah, menimbulkan kekhawatiran tentang keterkaitan dan kegiatan mereka ketika kembali ke negara asal.

Ia juga mengatakan jaringan yang dirahasiakan di Pakistan telah porak-poranda. Baru-baru ini, pada pertemuan puncak nuklir di Washington DC, Presiden AS Barack Obama menyatakan "Ancaman dari teroris yang mencoba meluncurkan serangan nuklir begitu nyata. Ini akan mengubah dunia."

Peringatan itu telah memicu perdebatan di Pakistan tentang kemungkinan adanya bom nuklir 'gelap'. "Ada kemungkinan tentang pembuatan bom gelap jika militan menculik beberapa ilmuwan nuklir, metalurgis dengan beberapa material fisil dan uranium dari Irak dan Suriah," kata pensiunan Brigadir Said Nazir.

Brigadir, yang kini seorang analis pertahanan, ini menghabiskan sebagian besar karirnya di Wilayah Kesukuan Federal Pakistan (FATA), yang berbatasan dengan Afghanistan. Menurut Aftab, FATA adalah rumah bagi 60 organisasi militan, beberapa di antaranya bersimpati kepada kelompok ISIS.

Zia Ur Rahman Zia, seorang profesor politik internasional di Universitas Qurtuba Peshawar, mengatakan ia yakin ISIS bisa membuat bom gelap.

"Mereka memiliki tempat berlindung yang aman di Irak dan Suriah di mana mereka bisa menciptakan laboratorium untuk menjalankan rencana jahat mereka," sebutnya.

Ia menguraikan, "Senjata nuklir Pakistan mungkin aman tapi tak terjamin. Bahaya yang berkembang seputar kelompok militan itu bermain-main dengan persenjataan nuklir Pakistan terus mengancam."

Profesor Zia merujuk hak tersebut ke sejumlah serangan dalam beberapa tahun terakhir di markas besar Angkatan Darat Pakistan di Rawalpindi dan pangkalan udara di Mehran, Karachi, Kamra dan Peshawar.

"Ini bukan sasaran empuk, dengan tetap melihat rekam jejak dari serangan militan pada instalasi yang sangat aman di Pakistan, seseorang bisa mengukur ancaman itu," ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-04-21/kelompok-isis-dinilai-mampu-sabotase-senjata-nuklir-pakistan/1571988
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement