Ahad 24 Apr 2016 15:40 WIB

AS tidak Berencana Kirim Pasukan Darat ke Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Barack Obama
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak memasukkan rencana pengiriman pasukan darat ke Suriah dalam daftar misi. Dalam wawancara dengan BBC pada Ahad (24/4), Obama mengatakan hal itu adalah kesalahan.

"Akan jadi salah bagi AS atau Britania Raya untuk mengirim pasukan darat dan menggulingkan rezim (Bashar al) Assad," kata dia.

Ia juga pesimis bisa mengalahkan ISIS di masa-masa terakhir jabatannya. Meski menurutnya, koalisi masih bisa mengurangi daerah operasi kelompok ekstremis tersebut.

Obama mengatakan Suriah mengalami situasi yang kompleks dan sangat menyedihkan. "Saya berpikir tidak ada solusi yang sederhana untuk jalan keluar," kata dia.

Menurutnya, solusi militer saja tidak bisa menyelesaikan masalah berkepanjangan Suriah. Meski demikian, koalisi AS akan terus menargetkan tempat-tempat ISIS seperti Raqqa, Mosul dan mengisolasi mereka.

Ia juga menyeru komunitas internasional menekan semua pihak, termasuk Rusia, Iran dan kelompok oposisi moderat. "Untuk duduk di meja dan mencoba membangun pemerintahan transisi," kata Obama. Ia mengakui itu sangat sulit.

Sedikitnya 250 ribu tewas dalam lima tahun perang sipil Suriah. Jutaan orang terpaksa melarikan diri dari pertempuran. Obama dan PBB khawatir hancurnya gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak akan membawa pada bentrokan baru.

Pembicaraan di Genewa antara pemerintah dan delegasi opisisi akan dilanjutkan pekan depan. Sejumlah delegasi oposisi dalam High Negotiations Committee (HNC) dan pasukan pemberontak telah menuduh pemerintah melanggar aturan gencatan senjata yang diterbitkan AS dan Rusia.

HNC mengatakan pemerintah Suriah tidak serius sementara pemerintah menuduh HNC 'bawel'. Setiap proses perdamaian akan membutuhkan pemerintahan transisi, namun peran Assad masih jadi titik menyulitkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement