Selasa 03 May 2016 05:00 WIB

Bantu CIA Bunuh Osama bin Laden, Dokter Ini Dijebloskan ke Penjara

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Osama Bin Laden
Foto: VOA
Osama Bin Laden

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Dokter yang membantu CIA melacak keberadaan Osama bin Laden dijebloskan ke dalam penjara. Meski peringatan kematian pemimpin Alqaeda ini telah memasuki tahun kelima, namun dokter tersebut masih berada di dalam penjara.

Dokter bernama Shakil Afridi ini dielu-elukan sebagai pahlawan oleh para pejabat Amerika Serikat (AS) setelah kempanye vaksinasi palsunya yang memungkinkan CIA menentukan lokasi Bin Laden. Berkat bantuannya, serangan Abbotabad yang terjadi pada Mei 2011 oleh CIA berhasil menewaskan Bin Laden.

Namun, serangan tesebut membuat hubungan Washington dan Islamabad menegang lantaran para pejabat tidak mengetahui adanya serangan.

Afrisi ditangkap pada Juli 2011 di tengah kebocoran bahwa CIA telah mengorganisir kampanye vaksinasi Hepatitis C palsu. Kampanye dilakukan di daerah di mana Bin Laden diduga tinggal dalam upaya mendapatkan DNA keluarganya.

Qamar Nadeem, pengacara Afridi mengatakan, harapan kliennya untuk segera bebas adalah tekanan AS tapi sejauh ini AS belum menunjukkan dukungannya. "Saya tidak punya harapan bertemu dengannya, tidak ada harapan untuk keadilan," ujar kakak Afridi, Jamil. 

"Apa yang harus saya katakan? Saya pesimis," kata dia menambahkan seperti dilansir the Telegraph, Senin (2/5).

Pada Mei 2012, Afridi divonis 33 tahun penjara karena dituduh membantu kelompok Lashkar e-Islam. Keputusan ini banyak dikritik karena bermotif politik.

Keputusan berbalik pada Agustus 2013 karena kesalahan prosedural dan memerintahkan pengadilan ulang. Tiga bulan kemudian, Afridi dituduh melakukan pembunuhan pasien yang telah dirawat delapan tahun sebelumnya.

Hillary Clinton, selama masa jabatannya sebagai Menteri Lua Negeri AS mengatakan, Afridi sangat berperan dalam penanganan pembunuh paling terkenal di dunia. Dia mengecam perlakuan terhadap Afridi tidak adil dan tidak beralasan.

Namun para analis mengatakan, Washington telah menjatuhkan isu ini dan seakan menggeser fokusnya untuk mengejar pembicaraan damai dengan Taliban Afghanistan bersama Pakistan sebagai pasangan kunci.

"Pembicaraan Taliban telah mengambil prioritas di atas segalanya. Orang Amerika tidak ingin memperkeruh air dengan mengangkat isu-isu lain," kata Ahmed Rashid, penulis Pakistan dan ahli keamanan.

"Amerika telah berhenti mengkritik Pakistan di berbagai bidang," lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement