Kamis 12 May 2016 12:23 WIB

Senat Brasil Putuskan Nasib Presiden Rousseff

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Dilma Rousseff
Foto: Reuters/Ueslei Marcelino
Dilma Rousseff

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Senat Brasil pada Rabu (11/5) malam, menggelar pemungutan suara bersejarah untuk memakzulkan Presiden Dilma Rousseff. Jika mayoritas dari 81 senator memilih mendukung pemakzulan, maka jabatan Rousseff sebagai presiden akan ditangguhkan sementara.

Wakil Presiden Michel Temer akan mengambil alih pemerintahan selama enam bulan ke depan, sambil menunggu keputusan Senat selanjutnya. Nantinya keputusan tersebut akan menentukan apakah Rousseff akan diberhentikan secara permanen atau tidak.

Presiden Senat Renan Calheiros mengatakan, awalnya ia menginginkan pemungutan suara berakhir pada Rabu malam. Namun ternyata pemungutan berlangsung lamban dan diperkirakan baru akan berakhir pada Kamis (12/5) larut malam. "Saya minta semua orang untuk sabar karena kita perlu melihat ini sampai akhir," ujar Calheiros.

Berdasarkan aturan proses pemakzulan, setiap senator diizinkan berpidato hingga 15 menit. Ini membuat, hingga 12 jam baru setengah dari 70 senator yang berbicara. Calheiros menyerukan mereka untuk membatasi hanya lima hingga 10 menit berbicara. Tapi saran tersebut memicu kemarahan dari pendukung Rousseff, yang menyatakan itu merupakan upaya pengekangan kebebasan berbicara.

Sementara itu ribuan orang pendukung pro dan anti pemakzulan pemerintah berkumpul di luar gedung Senat. Masing-masing kelompok terus berada di dua sisi berlawanan. Bentrokan kecil sempat pecah antara polisi dan pendukung Rousseff.

Hanya butuh 41 suara untuk menangguhkan Rousseff selama enam bulan, sambil menunggu sidang Senat. Surat kabar utama menghitung, setidaknya 50 orang senator kemungkinan mendukung pemecatan.

Beberapa senator pro-impeachment mengatakan mereka memperkirakan sebanyak 60 senat mendukung pemecatan. Ini akan mengirim sinyal kuat bahwa Rousseff menghadapi peluang tipis untuk muncul sebagai pemenang dari sidang dan melanjutkan mandatnya yang berakhir pada Desember 2018.

Baca juga, Brasil Alami Krisis Politik, Rousseff tak Akan Mundur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement