Selasa 30 Aug 2016 16:38 WIB

Di Hadapan Senat, Rousseff Berkukuh tak Bersalah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Dilma Rousseff
Foto: Reuters/Ueslei Marcelino
Dilma Rousseff

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Dilma Rousseff bersikeras ia tidak bersalah dalam menangani urusan kenegaraan. Rousseff mengungkapkan hal itu saat memberikan testimoni di Senat dalam peradilan pemakzulannya, Senin (29/8).

Rousseff juga menyangkal tuduhan melanggar aturan anggaran. "Pemerintah saya memang membuat kesalahan, tapi kami tidak pernah mengkhianati para pemilih," kata dia seperti dikutip Aljazirah.

Rousseff sebelumnya dituduh mengambil dana pinjaman negara ilegal untuk menutup anggaran dana. Jabatan presiden Rousseff saat ini sedang ditangguhkan karena keperluan penyelidikan. Ia menolak mengundurkan diri karena berkomitmen pada demokrasi dan hukum.

Para Senin, kedatangan Rousseff di Senat disambut sorak sorai pendukungnya. Ini menjadi pembelaan pertamanya dalam proses peradilan. Testimoni Rousseff itu dilakukan beberapa jam sebelum para senator memulai pemungutan suara atas nasibnya.

Presiden berusia 58 tahun itu tiba di Senat ditemani oleh sekutu dekatnya, termasuk mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Puluhan menteri anggota kabinetnya juga tampak hadir.

Proses peradilan Rousseff yang dimulai Senin mungkin akan berakhir Rabu. Meski pihak opisisi optimis bisa benar-benar memakzulkan Rousseff. Perlu dua pertiga suara mayoritas atau 54 suara dari 81 senator untuk menyingkirkannya dari posisi.

Baca juga,  Brasil Alami Krisis Politik, Rousseff tak akan Mundur.

Jika demikian, maka Wakil Presiden Brasil yang juga musuh politik Rousseff, Michel Temer akan dikukuhkan sebagai presiden hingga pemilu pada 2018. Temer saat ini memegang posisi sementara Rousseff diadili sejak Mei. Menurut jajak pendapat, Temer tidak lebih populer dari Rousseff.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement