REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut Filipina memiliki andil besar dalam proses pembebasan empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
"Diplomasi lebih banyak bantuan Filipina," ucapnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/5).
Ryamizard memastikan, pemerintah tidak membayarkan uang tebusan untuk membebaskan keempat sandera tersebut. Dia kembali menegaskan, negara tak boleh tunduk pada perintah perompak.
Untuk mencegah perompakan dan penyanderaan kembali terjadi, Menhan menekankan pentingnya dilakukan patroli bersama oleh militer di perairan perbatasan. Selain Laut Cina Selatan, kata dia, wilayah perairan lain yang juga harus dijaga ketat adalah Selat Malaka.
"Saya dari dulu mengatakan tidak mau di kepulauan kita seperti di Somalia, ada pembajakan. Ternyata kan ada. Kita malu lah kalau begitu terus. Tidak boleh lagi," ucap Ryamizard.
Baca juga, Menhan Sebut Filipina Miliki Andil Besar dalam Pembebasan Sandera