REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan Cina mengatakan latihan militer terbaru mereka di pantai tenggara merupakan latihan tahunan, setelah media Cina mengasumsikan kegiatan itu diadakan saat sebelum Taiwan mengangkat presiden baru dari partai pro-kemerdekaan.
Cina dan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri itu melakukan sebuah penyesuaian di bawah pemerintahan yang akan digantikan, yang saat itu dipimpin oleh pemimpin Nasionalis yang dekat dengan Cina. Namun ikatan kedua wilayah itu menegang dengan adanya Partai Demokratis Progresif (DPP) yang condong ke arah kemerdekaan dan Tsai Ing Wen, yang akan diambil sumpahnya sebagai presiden pada Kamis.
Media nasional Cina telah melaporkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah melaksanakan setidaknya tiga latihan di pantai tenggara negaranya sejak awal Mei. Latihan terbesarnya diadakan dalam beberapa hari terakhir, di bawah Tentara PLA Kelompok 31, yang bermarkas di provinsi pantai, Fujian, di seberang selat dari Taiwan, surat kabar People's Daily mengatakan pada Rabu (18/5).
Kementerian pertahanan Cina mengatakan latihan itu bertujuan meningkatkan tanggapan terhadap ancaman keamanan.
"Latihan itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sesuai dengan rencana latihan tahunan. Mereka tidak menyasar target spesifik apa pun. Para individu diminta untuk tidak mengada-ada," pihak kementerian mengatakan dalam pernyataan yang diunggah di situs resmi mereka.
Pihak kementerian mengeluarkan pernyataan yang serupa setelah media nasional menayangkan rekaman latihan militer yang menggunakan amunisi aktif dan pendaratan beberapa hari setelah kemenangan telak di Taiwan yang didapatkan oleh Tsai Ing Wen dan DPP.