REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Ribuan aparat kepolisian dikerahkan di penjuru Hong Kong pada Rabu (18/5) saat seorang pejabat tinggi Beijing menghadiri sebuah konferensi ekonomi, dengan ketegangan yang meninggi di tengah tuntutan akan otonomi yang lebih besar di kota itu bahkan terkait kemerdekaan.
Zhang Dejiang tiba pada Selasa untuk mengunjungi wilayah bekas jajahan Inggris itu, sebuah kegiatan yang jarang dilakukan dan berjanji akan mendengarkan kekhawatiran para penduduk terkait hubungan kota itu dengan Cina.
Aparat kepolisian standar bersiaga di sejumlah bagian kota yang sering menjadi lokasi demonstrasi prokemerdekaan pada akhir 2014. Demonstrasi itu memberikan Beijing salah satu tantangan politik terbesar dalam beberapa dasawarsa.
Pada Rabu, para demonstran berseru kepada pemimpin Hong Kong, Leung Chun Ying untuk turun, sementara demonstran lainnya membawa spanduk berwarna hitan yang menuntut diberhentikannya kekuasaan diktatorial dan berhenti ikut campur dalam urusan Hong Kong.
Sekelompok kecil demonstran membakar foto Zhang, pemimpin nomor tiga Cina, dan menyerukan "Zhang Dejiang enyahlah dari Hong Kong!".
Mereka juga menuntut pembebasan seluruh tahanan politik dan pemberian hak pilih umum yang sebenarnya bagi Hong Kong.
Demonstran lainnya mengayunkan payung kuning, sebuah simbol dari apa yang disebut sebagai demonstrasi Pendudukan pada 2014.
Para aktivis demokrasi dan kelompok pro-Beijing saling bertukar perkataan dekat pusat konferensi dimana Zhang memberikan pernyataannya, saling memotong pembicaraan dan memberikan umpatan. Satu kelompok proBeijing membawa spanduk berwarna biru yang bertuliskan "Tentang pemisahan Hong Kong".
Hong Kong menjamin kebebasan berekspresi di bawah kesepakatan yang menunjukkan Inggris mengembalikan bekas jajahannya itu kepada Beijing pada 1997, namun pihak berwenang belum menyingkirkan kemungkinan pengambilan langkah terhadap para aktivis prokemerdekaan.
Zhang merupakan pemimpin senior Cina pertama yang mengunjungi Hong Kong dalam beberapa tahun. Dia berbicara di sebuah konferensi terkait inisiatif "Satu sabuk, satu jalan" Beijing, sebuah rencana untuk sebuah Jalur Sutra baru dan sabuk ekonomi yang membentang dari bagian barat Cina ke Asia Tengah dan Eropa.
Sejumlah laporan media Hong Kong mengatakan hampir 6.000 orang aparat kepolisian akan dikerahkan selama kunjungan Zhang yang berlangsung tiga hari itu.
Baca: Cina Sebut Latihan Militer Sebagai Kegiatan Tahunan