Kamis 09 Jun 2016 18:38 WIB

TKI Taiwan Diduga Terinfeksi Zika

Nyamuk Aedes aegepty penyebab virus zika.
Foto: Reuters
Nyamuk Aedes aegepty penyebab virus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengonfirmasi terdapat informasi dari media di Taiwan, satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diduga terjangkit virus zika.

Arrmanatha menyampaikan dalam konferensi pers di Ruang Palapa Kementerian Luar Negeri, Jakarta berita tersebut telah diterima Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan mendetail.

"Informasi awal memang ada itu (TKI diduga terjangkit virus zika), tapi faktanya sekarang yang bersangkutan sudah mulai pulih dan akan kembali berlayar," kata Arrmanatha, Kamis (9/6).

Menurut pemberitaan Kantor Berita Taiwan CNA, seorang pria TKI berusia 22 tahun asal Mojokerto, Jawa Timur, tiba di Bandar Udara Internasional Kaohsiung pada 1 Juni 2016 dengan gejala demam tinggi dan mata merah. Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan kemudian mengonfirmasi TKI tersebut terinfeksi virus zika pada 5 Juni lalu.

Namun, Arrmanatha belum dapat mengonfirmasi apakah TKI tersebut positif terjangkit virus ika atau penyakit lainnya. "Belum tahu (positif atau tidak), sedang kita kroscek (konfirmasi) ke sana terkait detail kasusnya seperti apa, mungkin data infonya belum diterima sepenuhnya oleh KDEI," kata dia.

Dalam pemberitaan CNA, CDC Taiwan telah melaporkan kasus tersebut kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Badan Kesehatan Dunia (WHO). CDC juga terus memperbarui imbauan perjalanan (travel advisory) ke Indonesia berdasarkan sistem tiga tahap, yakni pengawasan, kewaspadaan, dan peringatan.

Berdasarkan laporan WHO, orang dewasa hanya menunjukkan gejala ringan setelah terinfeksi virus zika, seperti demam tinggi, namun perempuan hamil yang terinfeksi memiliki kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan mikrosefalia (satu kondisi bayi lahir dengan kepala lebih kecil daripada ukuran normal dan perkembangan otak terganggu).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement