Rabu 15 Jun 2016 12:17 WIB

Al-Azhar Ingatkan 'Serangan' Terhadap Islam Setelah Insiden Orlando

Jamaah berdoa bersama imam di Fort Pierce mendoakan korban penembakan yang terjadi di kelab malam di Fort Pierce Orlando.
Foto: Reuters
Jamaah berdoa bersama imam di Fort Pierce mendoakan korban penembakan yang terjadi di kelab malam di Fort Pierce Orlando.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Otoritas keagamaan terkemuka Mesir, Al-Azhar, mengutuk keras penembakan di Orlando, Florida. Al-Azhar mengingatkan kemungkinan insiden itu dimanfaatkan untuk retorika anti-Muslim. Hal itu termasuk apa yang dilakukan oleh sejumlah politikus AS

Al-Azhar menyebut penembakan itu sebagai tindakan keji yang tak sesuai dengan nilai toleransi umat Islam. Umat Islam di Barat diimbau untuk mengikuti ajaran Islam yang mengajarkan akhlakul karimah.

Al-Azhar mengingatkan, jika masalah ini tidak disikapi dengan benar, maka akan memicu insiden lanjutan yang dimanfaatkan oleh kelompok teroris. Menurut Al-Azhar pembunuhan secara ilegal sama saja membunuh seluruh manusia.

Baca juga, Trump: Tak Mau Salahkan Radikal Islam, Obama Harus Mundur.

Sebelumnya, calon kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menyerang Presiden Barack Obama karena tak mau menyebut Radikal Islam terkait penembakan di Orlando. Trump pun menyeru agar Obama mundur.

"Dalam pidatoya hari ini, Presiden Obama secara memalukan menolak untuk menyebut 'Radical Islam'. Untuk alasan itu, ia harus mundur," ujar Trump dalam pernyataannya,  Ahad.

"Jika Hillary Clinton, setelah serangan ini tak mau menyebut 'Radikal Islam' maka ia harus mundur dari pertarungan presiden ini," katanya menambahkan.

Serangan Orlando yang dilakukan Omar Marteen merupakan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat. Sebanyak 50 orang tewas dalam serangan di sebuah kelab malam pada Ahad malam.

sumber : Ahram
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement