Jumat 17 Jun 2016 22:47 WIB

122 Juta Dolar AS Diperlukan Tangani Virus Zika

Larva nyamuk Aedes Aegypti yang diduga menyebarkan virus Zika di Brasil.
Foto: AP / Eraldo Peres
Larva nyamuk Aedes Aegypti yang diduga menyebarkan virus Zika di Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Perserikatan Bangsa-bangsa urusan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Jumat (17/6), 122 juta dolar AS (Rp 1,6 triliun) diperlukan untuk mencegah dan menangani permasalahan medis terkait virus Zika. Virus itu tengah menyebar di kawasan Amerika dan menyebabkan bayi-bayi yang lahir menjadi cacat.

WHO mengatakan fokus perlu diarahkan terutama pada upaya membantu para perempuan dewasa dan remaja putri yang sudah mampu mengandung.

Badan kesehatan dunia itu sedang membuat perbaikan strategi bersama dengan badan kesehatan kawasan Amerika (Pan American Health Organization-PAHO) untuk menjalankan upaya menangani virus yang dibawa oleh nyamuk itu.

Zika telah menebar kekhawatiran di kawasan Amerika sejak kasus anak-anak lahir dengan kelainan otak (mikrosefalus) dilaporkan muncul di Brasil. Negara ini terdampak paling parah akibat wabah virus tersebut.

Cacat lahir yang jarang itu ditandai dengan ukuran kepala yang kecil dan berpotensi mendapatkan masalah serius untuk berkembang. Pihak berwenang Brasil telah memastikan bahwa lebih dari 1.400 kasus mikrosefalus ditemukan pada bayi-bayi yang ibunya terkena Zika ketika mengandung.

Pada Kamis, para pejabat kesehatan Amerika Serikat melaporkan bahwa tiga bayi di negara itu dilaporkan lahir dengan membawa kelainan, yang kemungkinan terkait infeksi virus Zika pada ibu-ibu mereka selama mengandung. Tiga kasus keguguran juga dilaporkan berhubungan dengan Zika.

Direktur Jenderal WHO Margareth Chan mengatakan banyak orang sudah mendapat penjelasan mengenai Zika, bagaimana virus itu menyebar, konsekuensi infeksi Zika dan bagaimana mengendalikan virus itu. Pihak berwenang global di bidang kesehatan telah membuat rencana tanggapan awal awal tahun ini. Pada Februari Zika dinyatakan sebagai masalah darurat kesehatan masyarakat global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement