REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Pemerintah Bahrain mencabut status kewarganegaraan Ayatollah Isa Qassem pemimpin spiritual Syiah di negara itu. Pencabutan ini memicu gelombang protes di dalam negeri, dan kecaman dari Iran.
Langkah terhadap Qassim dilakukan sepekan setelah pengadilan melarang gerakan oposisi utama al-Wefaq. Pemerintag menuduh kelompok itu memicu kericuhan sektarian dan memiliki hubugan dengan kekuatan asing, mengacu pada Iran.
Baca juga, Bahrain Cabut Kewarganegaraan Ulama Terkemuka.
Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Suleimani mengatakan kepada Manama jika Bahrain telah melewati 'garis merah' dengan menekan Qassim. Aksi itu akan memicu perlawanan bersenjata.
"Al Khalifa (pemimpin Bahrain) akan membayar atas sikapnya dan rezim mereka akan digulingkan," ujar Suleimeni yang memimpin pasukan garda elit Al-Quds.
Kantor berita Bahrain BNA mengutip Kementerian Dalam Negeri melaporkan, ulama itu mencoba mencerai-berai lingkungan Bahrain. Ia mendorong pemuda untuk melanggar konstitusi dan mempromosikan sentimen sektarian.