REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB menyerukan pihak bertikai di Sudan Selatan mengakhiri pertempuran dan mencegah penyebaran kekerasan, Senin (11/7).
Dalam pernyataan, DK PBB mengutuk pertempuran yang terjadi dan mengungkapkan rasa terkejutnya atas serangan di fasilitas PBB. DK juga meminta tambahan pasukan penjaga perdamaian.
Ratusan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan sejak Jumat. Pasukan yang setia kepada Wakil Presiden Rick Machar mengatakan pasukan pemerintah menyerang posisi mereka di Ibu Kota Juba.
Juru bicara Machar mengatakan kepada BBC, Ahad lalu negaranya kembali terjerumus dalam perang. Namun, Menteri Informasi Michael Makuei Lueth menggambarkan laporan tersebut tidak jujur.
Misi PBB mengatakan ratusan orang mengungsi di kompleknya. Kekerasan ini meningkatkan ketakutan adanya instabilitas baru.
Bnetrokan pada Jumat tampaknya dipicu perang mulut antara pengawal Presiden Salva Kiir dan Machar. Sedikitnya 150 orang tewas.
Kiir dan Machar bertemu di istana presiden pada hari yang sama dan menyerukan agar semua pihak tenang.