Kamis 14 Jul 2016 07:46 WIB

'Sebagai Muslim Inggris, Saya Takut Theresa May Jadi Perdana Menteri'

Perdana Menteri Inggris baru Theresa May mendapat tepuk tangan dari anggota parlemen dari Partai Konservatif di Houses of Parliament di London, Senin, 11 Juli 2016.
Foto:

Sattar menegaskan, jika May ingin membuka jalan Inggris ke arah lebih baik, ia harus menyingkirkan ketidakpercayaan dan ketakutan yang dibangun saat menjadi menteri dalam negeri.

"Di saat seperempat pemuda di Inggris mengatakan tidak percaya terhadap Muslim, maka hal ini harus menjadi prioritas sebelum kita mengecam generasi masa depan yang penuh dengan kecurigaan, perpecahan serta memecah belah negara," ujarnya.

Theresa May yang akan menggantikan David Cameron sebagai perdana menteri Inggris memiliki cerita tersendiri dengan pendakwah Zakir Naik. Pada 2010, ketika ia mulai menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, May melarang Zakir Naik masuk ke Inggris.

Alasannya, Naik dianggap membuat komentar yang mencerminkan sikap ia tak dapat diterima. Sikap itu termasuk mempublikasikan materi mengandung unsur provokasi tindakan teroris.

"Saya telah mengecualikan Naik," ujarnya kepada Telegraph saat itu. "Saya tidak akan mengizinkan mereka yang tak kondusif buat publik masuk ke Inggris," ujarnya.

Kementerian Dalam Negeri mengutip pernyataan Naik yang kontroversial. "Ketika perampok melihat polisi ia takut. Sehingga buat perampok, polisi adalah teroris. Sehingga dalam konteks ini, setiap Muslim harus menjadi teroris bagi perampok," ujar Naik seperti dikutip pemerintah Inggris. 

sumber : Independent
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement