Ahad 17 Jul 2016 06:33 WIB

'Kudeta di Turki Harus Diselesaikan Secara Hukum dan Demokratis'

Militer Turki
Foto: AP
Militer Turki

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Bulgaria, salah satu negara tetangga Turki, mengklaim mengikuti perkembangan di negara tersebut dan menyampaikan keprihatinan serta harapannya agar situasi diselesaikan secara demokratis dan sesuai dengan hukum, kata Perdana Menteri Bulgaria Boiko Borisov.

Negara balkan itu telah meningkatkan penjagaan sepanjang perbatasan dengan Turki pascainsiden percobaan kudeta. Turki telah menutup perbatasannya dengan Bulgaria, sehingga menteri luar negeri memohon agar warganya membatalkan rencana perjalanan ke Turki.

"Kami cukup prihatin mengikuti situasi yang tengah terjadi di negara tetangga," kata Borisov dalam pertemuan darurat dengan menteri pertahanan dan luar negeri, juga para petugas keamanan dan intelijen.

"Mari berharap situasi di sana diatasi dengan langkah yang demokratis dan sesuai hukum. Ada banyak cara mengakhiri suatu kekuasaan, dan di dunia yang demokratis, hal itu dilakukan melalui pemilihan umum," ungkapnya.

Menteri Luar Negeri Bulgaria Daniel Mitov telah berbicara dengan mitranya di Turki, dan sejumlah kontak dibuat melalui jalur khusus, tambah Borisov. Meski demikian, perbatasan di Bulgaria menuju Turki tetap dibuka.

Seorang saksi mengatakan pada saluran televisi nasional, BTV, bahwa akses masuk di perbatasan Kapikule menuju Turki tetap diizinkan, tetapi tak berlaku untuk arah sebaliknya. Alhasil, sejumlah mobil dengan warga Bulgaria masih tertahan di wilayah Turki.

Bulgaria telah membuat pagar di sepanjang perbatasannya dengan Turki guna membatasi masuknya para migran ilegal yang melarikan diri akibat konflik di Suriah, Irak, dan Afghanistan.

"Perbatasan dari Turki ditutup. Kami telah meningkatkan penjagaan dengan mengerahkan petugas keamanan perbatasan, dan sejumlah unit tentara," kata Borisov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement