REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Puluhan orang di Ibu Kota Sudan Selatan diduga terjangkit penyakit kolera. Hal ini terjadi di tengah kekacauan di negara tersebut.
PBB melaporkan gudang makanan yang ada untuk membantu para korban dijarah dan dihancurkan. Belum lagi, kondisi tidak aman karena pertempuran di Juba antara pasukan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan oposisi dari wakil orang nomor satu di negara tersebut terus terjadi sehingga penanganan pasien semakin sulit dilakukan.
Kolera adalah penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi. Penyakit ini menyebabkan diare akut serta dehidrasi.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan keadaan diperparah dengan musim hujan yang memudahkan penyebaran penyakit. Selain itu, drainase yang tidak berfungsi dengan baik rentan menyebabkan dan dengan mudah menjangkiti para penduduk.
Diperkirakan jumlah penduduk Sudan Selatan yang terjangkit kolera adalah 30 hingga 70 orang. Dilaporkan enam orang tewas akibat penyakit ini. Selain itu, keadaan di Juba membuat banyak orang yang seperti para pedagang makanan menutup usahanya untuk sementara waktu. Banyak yang khawatir perang akan terus berlanjut.
Keadaan ini membuat setidaknya 4,8 juta orang mengalami kelaparan. Mereka yang menderita kolera akan semakin sulit untuk disembuhkan dalam situasi seperti itu.