Sabtu 23 Jul 2016 10:47 WIB

Wakil PM Turki: Kelompok Pro Kudeta Lebih Mengancam Dibanding ISIS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bayu Hermawan
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.
Foto: AP Photo/Burhan Ozbilici
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Wakil Perdana Menteri Turki Nurettin Canikli mengatakan infiltrasi kelompok pro kudeta ke dalam institusi negara Turki lebih besar dari yang dibayangkan. Ia pun menyamakan hal itu dengan gunung es.

Dikutip dari BBC, Nurettin Canikli mengatakan jumlah orang yang ditahan mungkin terus bertambah. Hingga saat ini sedikitnya 60 ribu karyawan telah dipecat karena dituduh terkait kelompok Fethullah Gulen.

Gulen merupakan seorang ulama Turki yang sekarang tinggal di Pennsylvania, AS itu disebut-sebut sebagai dalang utama kudeta.

Gulen telah menyangkal keterlibatan dan menuduh balik Presiden Recep Tayyip Erdogan yang menyutradarai upaya kudeta yang akhirnya gagal itu.

Dalam wawancara dengan BBC, Canikli mengkritik para sekutu yang cuma setengah hati mengecam dalang kudeta.

"Selama 40 tahun, organisasi teror ini telah menginfiltrasi sudut-sudut kementerian, semua institusi dan sektor swasta," katanya.

Menurutnya, tidak hanya pengadilan dan militer tapi juga bidang pendidikan. "Faktanya, pendidikan adalah ladang yang paling mereka minati," kata Canikli.

Sebanyak  20 ribu civitas pendidikan telah diberhentikan dan masih akan terus bertambah. Canikli membela upaya pascakudeta tersebut. Menurutnya, pemerintah hanya menargetkan orang yang benar-benar 100 persen terkonfirmasi terlibat.

Ia bahkan menyebut kelompok yang berada dibalik kudeta itu lebih hebat ancamannya daripada ISIS atau militan Kurdi. Canikli mengatakan anggota kelompok itu benar-benar telah dicuci otaknya.

"Mereka dihipnotis, mereka kini seperti robot. Masing-masing dari mereka adalah ancaman yang potensial, yang bisa melakukan serangan termasuk bom bunuh diri," tutup Canikli.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement