Senin 01 Aug 2016 16:10 WIB

11 Tentara yang Coba Culik Erdogan Saat Kudeta Ditangkap

Recep Tayyip Erdogan
Foto: Anadolu Agency
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pasukan khusus Turki menangkap 11 prajurit buronan yang dituduh terlibat upaya penculikan Presiden REcep Tayyip Erdogan dalam percobaan kudeta gagal bulan lalu, demikian keterangan kantor berita pemerintah Anadolu, Senin (1/8).

Ke-11 prajurit itu merupakan bagian dari kelompok yang menggelar serangan di hotel tempat Erdogan berlibur, di kawasan wisata bagian barat daya, Marmaris pada 15 Juli malam. Meski demikian, Erdogan telah mengantisipasi bahaya tersebut, sehingga berhasil keluar hotel saat pelaku tiba.
 
Penangkapan itu terjadi saat Turki memecat sekitar 1.400 anggota angkatan bersenjatanya, seraya menempatkan pada Ahad seorang dewan militer tinggi bersama para menteri pemerintahan demi menguatkan pengawasan terhadap militer pascakudeta.
 
Anadolu menjelaskan, buronan itu tertangkap di Distrik Ula, Provinsi Mugla, usai pasukan khusus, dibantu helikopter dan pesawat intai tanpa awak (drone) dikirim ke wilayah itu menindaklanjuti laporan warga. Aksi baku tembak terjadi saat buronan bentrok dengan pasukan khusus, tetapi tak ada laporan korban jiwa.
 
Puluhan pendemo berkumpul sembari mencemooh para pelaku di luar pos pasukan khusus, lokasi buronan ditahan terlebih dahulu sebelum dibawa ke kantor polisi wilayah tersebut. Sebanyak 37 tentara dilaporkan terlibat dalam upaya penculikan Erdogan di Marmaris, dan 25 diantaranya telah ditahan sebelumnya.
 
Usai percobaan kudeta, Erdogan menindak lebih dari 60 ribu pegawai militer, lembaga peradilan, layanan sipil, juga pendidikan. Mereka ditahan, diskors, atau ditetapkan berada di bawah penyelidikan.
 
Aksi pemerintah sempat membuat negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sekutu Turki khawatir, bahkan meningkatkan ketegangan antara Ankara dan negara barat. Ulama Muslim Fethullah Gulen dituduh pemerintah Turki sebagai dalang dibalik kudeta gagal itu. Akan tetapi, Gulen, yang kini menjalani pengasingan di Amerika Serikat, menyangkal tuduhan tersebut serta mengutuk insiden kudeta tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement