REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pada 2015, dua anak muda Luke Eagles dan Ryan Durringon membuat halaman Facebook Group yang diberi nama The Halal Snack Pack Appreciation Society. Tujuan awalnya adalah mencari snack pack halal paling enak di dunia.
Snack pack halal menjadi perbincangan kaum muda di Australia dan sering mendapat sorotan di jejaring sosial. Snack pack sendiri adalah makanan khas Australia asal Sydney, yang diperkirakan sudah ada sejak 20 tahun lalu.
Isinya adalah kentang yang dicampur dengan daging, biasanya daging kebab, ditaburi keju dan aneka saus. Karena menggunakan daging kebab, makanan ini banyak ditemui di toko-toko kebab milik imigran asal Timur Tengah dan kebanyakan memiliki sertifikat halal.
Halal snack pack atau dikenal dengan sebutan HSP pertama kali menyedot perhatian media massa setelah masalah halal dan sertifikasi halal diperdebatkan di kalangan politikus Australia. Salah satu politisi yang menolak adanya sertifikasi halal adalah senator dari negara bagian Queensland, Pauline Hanson.
Pauline kerap tampil di hadapan publik dengan kebijakannya yang mengecam kaum imigran, dianggap melecehkan suku Aborigin, dan sikapnya yang seolah menentang ajaran Islam dan komunitas Muslim.
Namun, di lain pihak, justru ada banyak pula yang menyambut baik adanya sertifikasi halal karena setiap orang atau kelompok memiliki pilihan diet tersendiri. Misalnya, mereka yang vegetarian atau vegan atau yang tidak bisa toleran terhadap kandungan gluten.
Mereka juga menganggap label halal bukan sesuatu yang ditakuti karena di Australia ada pula label seperti gluten free, Australian made, dan sebagainya.