REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Koalisi pimpinan Arab Saudi membantah bahwa mereka merencanakan serangan ke sebuah sekolah di Yaman pada Sabtu (13/7) lalu yang menewaskan 14 orang anak.
Dilansir dari CNN, Selasa (16/5), serangan terjadi setelah pembicaraan damai yang dipimpin Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menemui jalan buntu pada pekan lalu. Akibatnya, bentrokan sengit dilaporkan terjadi hampir di seluruh wilayah Yaman.
"Pesawat udara telah membom sebuah kamp pelatihan untuk milisi kudeta Huda di Saada," kata juru bicara koalisi Arab Saudi Mayor Ahmed Asseri dalam sebuah pernyataan pada Ahad (14/8).
Menurut pihak koalisi, serangan udara pada Sabtu (13/8) tersebut menargetkan sebuah kamp pelatihan untuk milisi. Serangan ini mengakibatkan kematian seorang pemimpin pemberontak Houthi.
Koalisi Arab Saudi mengklaim tindakan Houthi yang merekrut anak-anak dalam konflik menjadi salah satu pemicu serangan.
Houthi diduga secara teratur merekrut anak-anak dan menggunakannya sebagai pengintai, penjaga, utusan dan pejuang. Hal ini menyebabkan anak-anak berisiko cidera dan terbunuh.
Insiden pada Sabtu (13/8) tersebut juga menambah kekhawatiran atas potensi bertambahnya korban sipil, utamanya anak-anak, dalam konflik antara koalisi Arab Saudi dengan Yaman.