REPUBLIKA.CO.ID, GAZIANTEP -- Suasana bahagia dalam sebuah pesta pernikahan di Gaziantep, Turki berubah menjadi ketakutan dan kesedihan, Sabtu (20/8). Betapa tidak, menjelang penghujung acara, saat orang-orang tengah menari bersama pengantin, bom meledak dengan kuat.
"Perayaan itu akan segera berakhir dan banyak orang yang masih menari di jalanan sekitar lokasi acara. Tiba-tiba ledakan besar terdengar," ujar Veli Can, salah satu warga yang berada di pesta itu, dilansir Reuters, Ahad (21/8).
Perempuan berusia 25 itu menceritakan bagaimana seketika suasana kegembiraan berubah menjadi sangat mencekam. Noda darah dan beberapa potongan tubuh manusia terlihat di sepanjang jalan lokasi acara.
"Belum lagi api bekas ledakan juga masih berkobar dan beberapa sudah membekas di dinding di jalanan sempit tempat pesta berlangsung," jelas Can.
Suasana yang sebelumnya terlihat penuh dengan tawa dan senyuman pada pernikahan itu, berubah menjadi isak tangis. Beberapa perempuan, selain Can terlihat duduk terdiam menunggu di dekat banyaknya korban tewas yang telah ditutupi dengan kain berwarna putih. Mereka memandangi keluarga yang mungkin berada di antaranya.
"Kami menunggu kepastian apakah ada diantara korban tewas merupakan keluarga atau kerabat kami," kata Can menambahkan.
Seorang saksi lainnya bernama Ibrahim Ozdemir mengatakan banyak diantara korban merupakan peruempuan dan anak-anak. Hal ini membuatnya mengatakan serangan bom tersebut sangatlah kejam.
"Ini benar-benar kekejaman. Kami ingin mengakhiri pembantaian yang terjadi, serta rasa sakit yang kami alami, terutama bagi perempuan dan anak-anak," ungkap Ozdemir, dilansir The Guardian.
Setidaknya ada 50 orang yang tewas dan 94 lainnya terluka dalam serangan di sebuah pesta pernikahan ini. Seorang pelaku bom bunuh diri diduga meledakkan dirinya di tengah-tengah tamu undangan yang sedang menari dan bergembira dalam perayaan itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
