Jumat 02 Sep 2016 13:08 WIB

Sejumlah Negara Terbitkan Peringatan Bepergian ke Asia Tenggara

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Penumpang kapal ferry dari Singapura melewati poster himbauan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Zika di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (1/9).
Foto: Antara/M N Kanwa
Penumpang kapal ferry dari Singapura melewati poster himbauan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Zika di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA -- Penyebaran wabah zika di Singapura membuat sejumlah peringatan bepergian ke beberapa negara di Asia Tenggara lainnya dikeluarkan. Selain itu, peringatan perjalanan diterbitkan untuk seluruh negara Asia, Kepulauan Pasifik, dan Amerika Tengah serta Selatan.

Di Asia Tenggara, Amerika Serikat (AS) hanya mengeluarkan peringatan perjananan wisata ke Singapura. Namun, Inggris menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan termasuk ke Thailand, Filipina, dan Indonesia. Menurut Inggris, Thailand memiliki risiko tinggi sebagai negara yang terjangkit zika setelah Singapura. Sementara, Filipina dan Indonesia berada dalam risiko moderat.

Sementara itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa memperingatkan bahwa Thailand dan Indonesia adalah dua negara di Asia tenggara yang berisiko terjangkit zika. Namun, berbeda halnya dengan Filipina.

Wabah zika di Singapura sebelumnya dilaporkan menyebar dengan cepat. Sejak pertama kali dilaporkan pada Sabtu (27/8) pekan lalu, terdapat 115 kasus akibat infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk lokal. Pihak berwenang Singapura mendeteksi 151 orang terjangkit virus zika, termasuk di antaranya adalah ibu hamil. Namun, setengah dari mereka disebut berasal dari warga asing yang datang ke negara itu, diantaranya dari Cina, India, dan Bangladesh.

Peringatan perjalanan dari pemerintah di sejumlah negara, serta organisasi kesehatan kemudian datang dan ditujukan khususnya bagi para ibu hamil. Termasuk bagi perempuan yang berencana memiliki anak, untuk menghindari kunjungan tidak mendesak ke negara-negara yang memiliki wabah zika.

Selain mengeluarkan travel warning, bagi wisatawan yang sudah berada di negara-negara terjangkit zika, sebaiknya menggunakan obat nyamuk dan pakaian tertutup untuk menghindari gigitan. Agar menghindari penularan lebih lanjut, mereka yang kembali dari negara terjangkit zika untuk terlebih dahulu menghindari hubungan seksual atau menggunakan kondom.

Pemeriksaan lebih ketat terhadap pengunjung asing juga dilakukan oleh sejumlah negara untuk mencegah masuknya zika. Malaysia menjadi salah satu negara yang saat ini melakukan pemantauan terhadap warga asing yang datang dengan menggunakan scanner thermal.

Pihak keamanan AS mengatakan Bea Cukai dan Badan Perlindungan Perbatasan secara rutin memantau wisatawan yang memasuki negara itu untuk mencegah zika. Namun, belum ada langkah khusus untuk memeriksa orang yang datang dari negara dengan wabah zika.

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tidak merekomendasikan adanya pemindaian kesehatan untuk mendeteksi wisatawan dari negara terinfeksi zika," ujar pernyataan dapri departemen keamanan dalam negeri AS dilansir The Straits Times, Jumat (2/9).

Menurut CDC, pemindaian kesehatan tidak efektif untuk mencegah zika. Banyak orang yang terinfeksi virus dari nyamuk tersebut yang selama ini tidak menunjukkan gejala apapun dan tak dapat terdekteksi selama proses itu dilakukan.

Namun, bagi wisatawan yang memasuki AS dan menunjukkan gejala sakit, maka mereka akan dirujuk untuk terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan dan evaluasi lebih lanjut. Tindakan tambahan dari aparat Perlindungan Perbatasan serta Bea Cukai AS juga terus dipertimbangkan, sesuai dengan kebutuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement