REPUBLIKA.CO.ID, VLADIVOSTOK -- Presiden Korea Selatan Park Geun-hye meminta Rusia dan negara-negara besar menekan Korea Utara menghentikan program nuklir mereka. Korea Selatan mengharapkan adanya jalan kooperatif menuju Pyongyang.
"Kami tidak bisa mencegah (Korea Utara) membangun senjata nuklir, ancaman nuklir akan segera menjadi kenyataan," kata Park dalam forum yang dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Sabtu (3/9), dilansir dari Reuters.
Kekhawatiran ancaman nuklir Korea Utara sudah ada sejak percobaan nuklir Korut yang keempat pada Januari lalu dan beberapa percobaan rudal setelahnya. Walaupun PBB sudah memberi peringatan keras namun Korut membantah telah melanggar batas kedaulatan negara-negara tetangganya.
"Agar Korut mau membuat keputusan menghentikan program nuklirnya, dibutuhkan pesan terpadu yang kuat," kata Park.
Juni lalu Korea Utara melakukan percobaan penembakan dengan dua roket Musudan. Salah satunya dapat meluncur setinggi 1000 km atau terbang sejah 3000 km. Pada 24 Agustus Pyongyang juga melakukan percobaan rudal balistik ke arah Jepang sejauh 500 km.
"Jika Korea Utara meninggalkan program nuklirnya dan memilih jalan untuk keterbukaan, kami, bersama-sama dengan masyarakat internasional, akan siap untuk secara aktif mendukung itu," kata Park.