Senin 05 Sep 2016 13:02 WIB

Racun Antizika Bunuh Jutaan Lebah di AS

Pencegahan demam berdarah dan penyebaran virus zika.
Foto: EPA
Pencegahan demam berdarah dan penyebaran virus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Upaya meredam perluasan paparan virus zika dengan penyemprotan racun saraf antivirus zika berujung mematikan bagi lebah di Amerika Serikat, Senin (5/9).

Racun serangga itu, yang disebarkan lewat pesawat pada awal pekan lalu di negara bagian South Carolina, menyebabkan kematian ribuan lebah madu di dekat sarang mereka. Dalam video unggahan perusahaan peternakan lebah "Flowertown" diperkirakan lebah madu mati itu 2,5 juta ekor.

Selain itu, seperti dikutip The Guardian, Andrew Macke yang menggeluti hobi pengembiakan lebah menyatakan ribuan lebahnya mati. "Apakah kita sudah gila? Menyemprotkan racun dari langit?" katanya di Facebook.

Usaha melibatkan lebah dan penyerbukan di Amerika Serikat menyumbang 29 miliar dolar terhadap pendapatan dari pertanian.

Menurut Kepala Departemen Regulasi Pestisida Universitas Clemson, Mike Weyman di South Carolina ada peraturan yang sangat keras dalam upaya melindungi lebah. Tapi pejabat pemerintahan setempat menggunakan neurotoxin Naled dengan alasan mengatasi bencana kesehatan umum.

Di South Carolina, tercatat sudah ada lebih dari 36 orang yang positif terpapar virus zika, dan pemerintah mengutamakan segala upaya untuk mencegah penularan lokal virus itu lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Namun, keputusan untuk membunuh nyamuk pembawa virus zika ini justru membunuh banyak lebah.

"Yang kami sangat khawatirkan sekarang bukan hanya matinya lebah, tapi kemungkinan kematian atau sterilisasi genetik terhadap lebah yang berhasil selamat dari penyemprotan pertama ini," kata Wakil Presiden Asosiasi Peternak Lebah Florida Jennifer Holmes yang juga memiliki bisnis sebuah perusahaan ternak lebah dengan 300 koloni di kawasan utara Palm Beach.

Pada Februari 2016, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus zika, yang berpeluang menyebabkan kelainan kelahiran berupa ukuran kepala lebih kecil daripada bayi normal (mikrosefalia). Zika pertama kali ditemukan di monyet di Uganda pada 1947, paparannya terhadap manusia ditemukan menyebar di beberapa negara sejak 1952, termasuk Indonesia, Thailand, India, Malaysia, Vietnam, dan Pakistan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement