Senin 05 Sep 2016 22:32 WIB

Korea Utara Tembakkan Rudal Saat Puncak Pertemuan KTT G20

Rep: Puti Almas/ Red: Bilal Ramadhan
Rudal Korut yang diluncurkan pada 2009
Foto: AFP
Rudal Korut yang diluncurkan pada 2009

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik ke perairan di lepas pantai timur negara itu, Senin (5/8). Dilaporkan, terdapat sebanyak tiga rudal yang diluncurkan dari Hwangju, wilayah selatan dari Ibu Kota Pyongyang.

Pejabat Korea Selatan memastikan tiga rudal tersebut telah ditembakkan pada siang hari waktu setempat. Rudal itu terbang lebih kurang sejauh 1.000 kilometer atau 600 mil dan memasuki wilayah identifikasi pertahanan udara Jepang.

"Kami masih menganalisis rincian lebih lanjut terkait peluncuran rudal balistik ini. Satu yang jelas adalah ini ancaman besar bagi keamanan bangsa kita dan kami menyatakan keprihatinan mendalam," ujar pernyataan dari Kementerian Pertahanan Jepang, Senin (5/8).

Tes peluncuran rudal ini juga dilakukan bersamaan dengan adanya pertemuan para pemimpin dunia dalam acara  KTT G20. Untuk pertama kalinya, perhelatan tahunan kelompok kekuatan internasional yang membahas masalah ekonomi itu digelar di Hangzhou, Cina.

Korea Utara telah dilarang untuk melakukan pengujian teknologi rudal nuklir dan balistik, Namun, dalam beberapa bulan terakhir, khususnya sejak awal tahun ini serangkaian tes telah dilakukan.

Dua pekan lalu, Korea Utara juga dilaporkan menembakkan rudal balistik dari kapal selam di lepas pantai timur. Waktu itu bertepatan dengan dimulalinya latihan militer Korea Selatan dan Amerika (AS) yang dilakukan secara rutin setiap tahun.

Saat itu, jenis rudal yang digunakan adalah KN-11. Senjata dari teknologi nuklir itu dapat terbang hingga sejauh 500 kilometer atau 300 mil. Namun, jatuh sebelum tiba di wilayah laut Jepang. Peluncuran tersebut dilaporkan menjadi yang paling sukses.

Sebelumnya, serangkaian tes yang dilakukan sejak Januari dengan jenis rudal yang berbeda belum dianggap berhasil. Korea Utara menolak larangan dan menganggap bahwa hal itu sebuah bentuk pelanggaran hak berdaulat. Hal itu khususnya sebuah negara untuk membuat pertahanan diri.

Tak lama setelah peluncuran rudal balistik tersebut, Presiden Korea Selatan Park Geun Hye dan Pedana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu di sela-sela acara KTT G20. Keduanya sepakat untuk bekerjasama untuk terus memantau situasi terkait hal ini.

Berdasakran laporan dari pihak militer Korea Selatan, rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara kali ini berjenis Rodong, yang memiliki jarak tembak menengah. Diduga, negara terisolasi itu mencoba unjuk kekuatan, bertepatan dengan puncak acara KTT G20.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement