Jumat 09 Sep 2016 17:19 WIB

Korea Utara Berhasil Uji Coba Nuklir Terbesar

Rep: Puti Almas/ Red: Ilham
Lokasi Nuklir Korut
Lokasi Nuklir Korut

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba nuklir pada Jumat (9/9). Dalam tes kelima kalinya di hari itu, negara tersebut mengklaim dapat meluncurkan ledakan yang jauh lebih kuat dibandingkan bom atom di Hiroshima.

Dengan demikian, Korut menyatakan sukses dalam kemampuan menguasai teknis hulu ledak rudal balistik. Ledakan yang dihasilkan dalam uji coba nuklir terbaru ini merupakan yang paling besar terjadi sejak awal tahun ini.

Perkiraan hasil ledakan uji coba nuklir ini belum dilaporkan secara jelas. Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan, setidaknya berat ledakan mencapai 10 kilo ton. Namun, ahli lain mengindikasi mencapai 20 kilo ton atau lebih.

Pada Januari lalu, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu melakukan uji coba nuklir yang disebut menggunakan bom hidrogen. Kemudian disusul dengan lemuncurkan satelit yang dikatakan sebagai tes teknologi rudal jarak jauh.

Dewan Keamanan PBB telah memberi sanksi pada Korut pada Maret menyusul setidaknya empat tes uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara pada Januari hingga Februari lalu. Sebelumnya, PBB juga sudah memberi sanksi dan melarang adanya tes teknologi nuklir berupa rudal, yang pertama kalinya dilakukan negara itu pada 2006, lalu.

Meski demikian, negara yang terisolasi itu tetap meluncurkan uji coba nuklir pada bulan-bulan berikutnya. Peluncuran terakhir sebelumnya dilakukan bertepatan dengan puncak acara KTT G20 di Hangzhou, Cina pada Senin (5/9), lalu.

Presiden Korsel Park Geun Hye mengecam keras tindakan terbaru dari Korut. Dalam pertemuan para pemimpin Asia di Laos, ia juga mengatakan tindakan seperti itu adalah sebuah 'kecerobohan yang gila'. Ia menjelaskan bahwa negara itu sepenuhnya mengabaikan panggilan internasional yang melarang pengembangan teknologi senjata nuklir.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama juga mengatakan, tindakan Korut menghasilkan konsekuensi yang serius. Ia hendak mengadakan pembicaraan dengan Park dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkait uji coba nuklir yang nampaknya masih akan dilakukan Korut.

Dalam laporan dari kantor berita KCNA, Korut mengatakan uji coba nuklir kali ini adalah bentuk penghakiman kekuatan hulu ledak nuklir. Dari tes kali ini, ilmuwan di negara itu mampu memasang hulu ledak nuklir pada rudal balistik jarak menengah. Dengan kemampuan memasang hulu ledak nuklir pada rudal, negara tetangga Korut, Korsel dan Jepang menjadi pihak yang mendapat ancaman paling serius.

Sementara itu, Cina sebagai satu-satunya sekutu diplomatik Korut secara tegas menentang adanya uji coba nuklir. Beijing telah mendesak Pyongyang untuk berhenti mengambil setiap tindakan yang akan memperburuk situasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement