Senin 12 Sep 2016 16:34 WIB

Thailand Khawatir Zika Ganggu Sektor Pariwisata

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Virus Zika (ilustrasi)
Foto: Independent
Virus Zika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand menyatakan kekhawatiran terhadap wabah virus zika yang akan menganggu industri pariwisata. Menurut otoritas setempat, mengungkap informasi mengenai zika akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Thailand.

Dilansir dari Strait Times, otoritas kesehatan Thailand tidak memberikan perhatian khusus terhadap virus zika, seperti yang dilakukan terhadap demam berdarah. Hal itu dikemukakan Asisten Profesor dari Fakultas Kedokteran Tropis di Mahidol University di Bangkok, Watcharee Chokejindachai.

"Demam berdarah dianggap lebih serius karena dianggap dapat menyebabkan kematian, jadi mereka lebih memperhatikan demam berdarah daripada zika," ujar Chokejindachai.

Baca: Singapura Konfirmasi 11 Kasus Baru Zika

Selain itu, menurutnya, mendiagnosis zika membutuhkan biaya lebih mahal dan waktu lebih lama, hingga delapan jam. Sedangkan mendiagnosis demam berdarah hanya membutuhkan waktu 15 menit.

Pada Ahad (11/9), 21 kasus baru zika ditemukan di daerah Sathorn, Bangkok. Thailand menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki angka tinggi dalam kasus ini, dengan lebih dari 100 kasus sejak Januari lalu.

Sementara, ahli epidemiologi di Departemen Kesehatan (MoH) Singapura, Anuttarasakdi Ratchatatat, mengatakan Thailand saat ini tengah memerangi zika dengan melakukan penyemprotan di daerah penuh nyamuk. Upaya tersebut dilakukan sejak Singapura menggalakkan kampanye memerangi zika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement