Selasa 20 Sep 2016 16:01 WIB

AS-Cina Duga Konglomerat Cina Biayai Uji Nuklir Korut

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjabat tangan dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang.
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjabat tangan dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Cina Li Keqiang setuju bekerja sama dengan Dewan Keamanan PBB untuk memperkuat hubungan setelah Korea Utara (Korut) melakukan uji coba nuklir kelima.

Cina dan Amerika juga menargetkan keuangan konglomerat Cina Liaoning Hongxiang yang kemungkinan berperan dalam membantu program nuklir Korut. Diplomat PBB menyatakan, Cina dan Amerika sedang membicarakan resolusi bagi nuklir Korut. Namun Cina belum memberikan respons apakah akan mendukung pemberian sanksi kepada Korut atau tidak.

Menurut pernyataan Gedung Putih, baik Obama maupun Li mengutuk uji coba nuklir yang dilakukan Korut. Mereka mencari cara untuk denuklirisasi Korut.

Cina merupakan pendukung terpenting Korut di bidang diplomatik. Cina juga mitra bisnis terpenting Korut.

Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan, memberikan sanksi lagi kepada Korut tak akan menyelesaikan masalah. "Lebih baik mengajak Korut berdiskusi lagi".

Cina, ujar Wang, akan bekerja sama dengan Dewan Keamanan PBB untuk membuat formula bagaimana cara memberikan respons yang tepat bagi uji coba nuklir Korut kelima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement