Jumat 23 Sep 2016 08:46 WIB

Dinilai tak Berizin, Pemerintah Myanmar Hancurkan Masjid dan Madrasah

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Aksi muslim di Myanmar menentang gerakan anti-Muslim.
Foto: AP PHOTO
Aksi muslim di Myanmar menentang gerakan anti-Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,  MAUNGDAW -- Pemerintah Myanmar melakukan penghancuran terhadap ratusan bangunan, termasuk masjid-masjid dan madrasah. Penghancuran itu dilakukan di kota mayoritas Muslim, Maungdaw dan Buthidaung.

"Kita bekerja menghancurkan Masjid dan bangunan lain yang dibangun tanpa izin. Ini sudah sesuai hukum yang berlaku," kata pimpinan otoritas keamanan setempat Kolonel Htein Linn seperti dilansir Voa News.

Ia menjelaskan, instruksi penghancuran datang langsung dari pemimpin de Facto Myanmar Aung San Suu Kyi. Ia menyatakan kalau Suu Kyi ingin meninjau dan menghancurkan segala macam bangunan tak berizin.

Diketahui, setidaknya ada 2.270 bangunan yang dihancurkan, termasuk sembilan Masjid dan 24 Madrasah di kota Maungdaw. Adapun di kota Buthidaung, terdapat tiga Masjid dan sebelas Madrasah dari 1.056 bangunan yang dihancurkan.

Kedua kota tersebut merupakan lokasi bermukimnya kelompok Islam Rohingya. Setidaknya ada 125 ribu Muslim Rohingya yang kehilangan tempat tinggal di sana usai konflik agama berkepanjangan dengan kelompok Budha.

Sementara itu, anggota investigasi konflik Rohingya dari PBB sekaligus pemimpin Muslim setempat U Aye Lwin mengatakan umat Muslim lokal amat kecewa dengan penghacuran itu. Padahal ia menyebut Muslim telah berusaha mengadakan hubungan dengan pejabat Myanmar.

Baca juga, Sekelompok Massa Hancurkan Masjid di Myanmar.

"Pemimpin Muslim sudah berusaha bertemu dengan Menteri hubungan beragama. Sebenarnya ada kebebasan beragama sesuai hukum, begitu pun dengan bangunan beribadah seharusnya dipertahankan atau direnovasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement