Kamis 29 Sep 2016 10:28 WIB

Pepatah Tajam Diplomat Muda Indonesia Menusuk Pemimpin Negara Pasifik

Second Secretary Urusan Ekonomi di Misi Permanen Republik Indonesia untuk PBB di New York, Nara Masista Rakhmatia yang menjawab tudingan pelanggaran HAM enam negara Pasifik di Papua.
Foto:

Dia menyesalkan tindakan negara Pasifik yang menyalahgunakan sidang Majelis Umum PBB untuk mengajukan agenda domestik mereka, dan bagi beberapa negara untuk mengalihkan perhatian dari persoalan politik dan sosial di negara mereka.

Menurut Nara, sikap negara-negara itu meremehkan piagam PBB dan membahayakan kredibilitas majelis. Nara juga menyatakan komitmen Indonesia terhadap HAM tidak perlu dipertanyakan.

Dia menjabarkan, Indonesia adalah anggota pendiri Dewan HAM PBB. Indonesia sudah menjadi anggota dewan tersebut selama tiga periode sebelumnya. Saat Ini Indonesia menjadi anggota keempat kalinya.

Indonesia adalah penggagas komisi HAM antarpemerintah ASEAN dan komisi independen permanen OIC. Indonesia sudah meratifikasi delapan dari sembilan instrumen utama HAM.

"Semuanya terintegrasi dalam sistem hukum nasional kami, dibanding hanya empat oleh Kepulauan Solomon dan lima oleh Vanuatu," kata Nara, suaranya tenang dan tegas.

Dengan bahasa Inggris yang fasih, dia mengatakan Indonesia ada di antara segelintir negara yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia, juga memiliki Komnas HAM yang aktif dan kuat sejak 1993, masyarakat sipil yang aktif dan media yang bebas.

Nara menuturkan, Indonesia adalah negara demokrasi yang dinamis. "Hampir mustahil pelanggaran HAM terjadi tanpa diketahui dan diperiksa," ujarnya.

Dalam penutup pernyataannya, ia mengutip suatu pepatah di kawasan Asia Pasifik. "Ketika seseorang menunjukkan jari telunjuknya pada yang lain, jempolnya secara otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri. Terima kasih," kata Nara sambil mengacungkan tangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement