Rabu 05 Oct 2016 18:08 WIB

Rasa Haru Menghiasi Pemulangan Pengungsi Afghanistan

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Pengungsi wanita di Kamp Shamshatoo, propinsi terdepan Pakistan Baratlaut Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Kamp itu menjadi rumah sementara bagi 70 ribu pengungsi Afghan.
Foto: UN Photo/Eskinder Debebe. www.un.org/av/photo/
Pengungsi wanita di Kamp Shamshatoo, propinsi terdepan Pakistan Baratlaut Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Kamp itu menjadi rumah sementara bagi 70 ribu pengungsi Afghan.

REPUBLIKA.CO.ID, TORKHAM -- Mohammad Anwar telah tiba di Pakistan sejak anak-anak, lebih dari 35 tahun yang lalu. Kini ia bersiap meninggalkan Pakistan sebagai seorang ayah, bersama keluarganya dan ribuan pengungsi Afghanistan untuk kembali ke tanah air mereka.

Seperti dilansir AFP, Anwar, dengan perasaan kecewa dan masih tidak percaya, harus meninggalkan Peshawar, kota yang beberapa dekade ini telah melindunginya.

"Kami tidak bisa melupakan saat-saat yang telah kami lewati sini, kami diperlakukan seperti saudara," ujar Anwar yang mengaku telah meninggalkan hati dan jiwanya di Peshawar. "Insya Allah, kami akan datang ke sini lagi, kali ini dengan paspor."

Selama beberapa dekade ini, Pakistan telah menjadi tempat tinggal yang aman bagi jutaan pengungsi seperti Anwar, yang melarikan diri dari Afghanistan setelah invasi Soviet tahun 1979.  Saat itu, Anwar yang masih berusia 7 tahun kabur bersama keluarganya untuk mencari tempat berlindung.

Baca juga, Pengungsi Remaja Asal Afghanistan Ditembak Mati di Jerman.

Tapi setelah Afghanistan melewati masa perang melawan Soviet, dan kejatuhan Taliban,  "jamuan" Pakistan telah habis. Pakistan mulai memulangkan para pengungsi.

Pakistan menaungi 1,4 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar secara resmi menurut badan pengungsi internasional UNHCR. Hal tersebut menjadikan Pakistan sebagai tuan rumah pengungsi ketiga terbesar di dunia. Seorang pejabat UNHCR mengatakan, diperkirakan lebih dari satu juta pengungsi tak terdaftar berada di Pakistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement