REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Dengan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan mereka setiap pekan di Australia Barat, nasib pekerja tambang seperti Darby Garret untuk kembali mendapatkan pekerjaan semakin tidak menentu. Padahal sebelumnya selama tujuh tahun, pekerja FIFO Garret (31 tahun) bekerja di sebuah tambang biji besi di kawasan Pilbara sebagai operator mesin berat.
Ketika itu dengan gaji berkecukupan, liburan dan kebutuhan hidup sehari-hari tidak pernah mendapat banyak pemikiran.
(FIFO di Australia adalah kepanjangan dari Flying In Flying Out, mereka yang bekerja di pedalaman (kebanyakan di bidang pertambangan) selama dua pekan, dan kemudian terbang kembali ke rumah untuk istirahat selama sepekan atau dua pekan).
Garret ketika itu bekerja di sebuah perusahaan bersama Cloudbreak dan waktu itu berpikiran dia akan bekerja sampai pensiun di sana. Namun keadaan itu berubah pada Mei 2015 ketika dia terbang ke lokasi kerjanya, dia bertemu dengan ratusan pekerja lainnya yang sedang menunggu penerbangan pulang ke Perth.
"Satu per satu kami dibawa masuk ke sebuah ruangan kecil, dan bertemu salah satu perwakilan perusahaan. Mereka kemudian memberikan secarik kertas, dan mengatakan 'Anda diberhentikan dari pekerjaan. Kami hanya memiliki kesempatan 15 sampai 20 menit untuk mengepak barang-barang, dan kemudian kembali ke bandara untuk pulang," katanya.
Sejak itu, Garret berpindah-pindah dari pekerjaan paruh, seperti banyak pekerja di Australia Barat lainnya. Dia pernah bekerja sebagai penjaga pantai, dan bidang pemasaran dengan komisi.
"Ini tentu saja mempengaruhi pendapatan, dari sebelumnya dimana gaji saya cukup untuk membayar semua pengeluaran rumah tangga. Bekerja paruh waktu, tentu saja tidak ada kepastian apakah di akhir pekan saya masih memiliki pekerjaan," katanya.
Tanpa kerja tetap keadaannya sulit
Meninggalkan industri pertambangan tanpa keahlian sama sekali, Garret sudah mengajukan lamaran untuk pekerjaan apa saja dan dimana saja. "Saya mencoba belajar dan meningkatkan kemampuan saya di sela-sela pekerjaan namun tanpa kerja tetap keadaannya sulit," lanjut Garret.
Dengan rerata 1.477 lapangan kerja penuh waktu berkurang setiap bulannya di Australia Barat sejak Januari 2014, Conrad Liveris, seorang konsultan tenaga kerja mengatakan pemerintah negara bagian Australia Barat seharusnya lebih siap dalam mengantisipasi perubahan di industri pertambangan.
"Memang ekonomi di Australia Barat sangat tergantung pada beberapa industri saja, namun itu tidak berarti kita harus begitu tergantung dari pekerjaan hanya dari satu industri saja. Ini tidak bisa begitu saja muncul tiba-tiba. Sekarang pemerintah mengatakan banyak hal mengenai industri manufaktur dan hal-hal lain yang canggih, namun kita mestinya sudah membicarakan ini lima atau 10 tahun lalu ketika industri pertambangan sedang berada di titik puncak," katanya.
Pekerjaan paruh waktu
Biro Statistik Australia memperkirakan empat ribu lapangan kerja penuh waktu berkurang di Australia Barat pada September, dan secara nasional 53 ribu lapangan kerja berkurang. Ada penambahkan 43.200 lapangan kerja namun itu hanya untuk pekerjaan paruh waktu.
Menteri Keuangan Australia Barat Mike Nahan mengatakan meski lapangan kerja penuh waktu berkurang, adanya lapangan kerja paruh waktu adalah pertanda baik bagi Australia Barat. "Meningkatnya kontribusi kerja paruh waktu adalah kecenderungan yang juga kita secara nasional, dan menunjukkan keluwesan pasar tenaga kerja terhadap kondisi ekonomi yang berubah," kata Nahan.
Namun Conrad Liveris mengatakan bagi orang seperti Garret, pekerjaan paruh waktu bukanlah opsi yang bagus bagi banyak pekerja. "Kerjaan paruh waktu tidak stabil dan bila ada penurunan ekonomi, mereka adalah korban pertama. Karena sifatnya begitu, susah untuk membuat perencanaan bagi masa depan. Yang lain juga pekerjaan patuh waktu bayarannya lebih rendah, jadi ini tidak akan mencukupi kebutuhan," katanya.
Garret mengatakan ketika dia bekerja penuh, dia bisa merencanakan liburan, jalan-jalan dan kegiatan luar dan membayar kebutuhan rumah tangga tanpa harus khawatir. "Kita tidak pernah merasa cemas dan stres 'apakah saya akan bisa membayar tagihan tiba-tiba atau akankah saya harus meminta bantuan orang lain'," katanya.