Rabu 26 Oct 2016 07:17 WIB

Kontroversi Ekspansi Bandara Heathrow

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Bandara Heathrow
Foto: cheapticketfor.com
Bandara Heathrow

REPUBLIKA.CO.ID, HEATHROW -- Tidak aneh jika perdebatan soal ekspansi bandara tersibuk di Eropa berlangsung selama 25 tahun. Namun pada Selasa (25/10), pemerintah Inggris memutuskan untuk mengizinkannya.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May berargumen ekspansi ini akan membantu perdagangan dan ekonomi Inggris setelah keluar dari Uni Eropa. Sementara sejumlah pihak kontra menganggap ini adalah bencana.

Seorang anggota parlemen Tory untuk Richmond Park, Zac Goldsmith menyebutnya bencana. Putusan pembangunan landasan ketiga Heathrow akhirnya diputuskan setelah penelitian oleh Sir Howard Davies.

Penelitian tahun lalu itu merekomendasikan landasan ketiga. Namun ia juga mengajukan opsi lain seperti landasan baru di Gatwick atau memperpanjang landasan Heathrow yang sudah ada.

Anggota parlemen akan memutuskan pada musim dingin 2017 atau 2018. Komisi Bandara mengatakan jika lolos, konstruksi akan dimulai pada 2020 atau 2021.

Wali Kota London, Sadiq Khan menjadi satu yang kontra. Menurutnya keputusan itu kesalahan untuk London dan Inggris.

"Ada banyak orang yang terimbas karena kebisingan Heathrow daripada mereka yang di dekat bandara Paris, Amsterdam, Frankfurt, Munich dan Madrid keseluruhan," kata Khan seperti dilansir BBC. Ia menambahkan udara di London akan jadi pembunuh.

Baca juga, Sejarah Hari Ini: Pesawat Tiba-Tiba Jatuh di Bandara Heathrow London.

Pembangunan landasan ketiga membutuhkan dana sekitar 22 milyar dolar AS. Penambahan ini artinya menambah 260 ribu penerbangan lain. Sebagai konsekuensi, 783 rumah harus dihancurkan dan akan ada peningkatan kebisingan dan polusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement