Kamis 03 Nov 2016 21:03 WIB

Infeksi Zika Vietnam Melonjak Dua Kali Lipat

Ana Beatriz, bayi berusia empat bulan, yang terlahir dengan mikrosefalia diduga akibat virus zika di Brasil.
Foto: EPA
Ana Beatriz, bayi berusia empat bulan, yang terlahir dengan mikrosefalia diduga akibat virus zika di Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian kesehatan Vietnam, Rabu (2/11), menyatakan jumlah kasus zika telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga hari terakhir menjadi 23 kasus, dengan puluhan kasus baru yang tercatat di pusat komersial Ho Chi Minh City.

Virus yang disebabkan oleh nyamuk tersebut telah menyebar di Asia Tenggara setelah mewabah di Benua Amerika. Thailand mengonfirmasi kasus mikrosefalia (cacat lahir pada bayi yang ditandai dengan ukuran kepala kecil) yang terkait dengan zika pada akhir September lalu.

Pada Ahad (30/10), kementerian kesehatan Vietnam melaporkan kasus mikrosefalia pertamanya yang dikatakannya memiliki kemungkinan terkait dengan zika. Kementerian mengatakan lebih dari 14 kasus zika dilaporkan muncul sejak Ahad, sebagian besar berada di selatan negara itu. Tujuh belas dari 23 kasus zika Vietnam terdapat di Ho Chi Minh City, kota terbesar di negara itu.

Otoritas kesehatan negara tersebut belum memberikan komentar atas lonjakan kasus itu. Bulan lalu, Vietnam menaikkan tingkat peringatan ancaman virus zika dan meningkatkan pemantauan ibu hamil.

Infeksi zika pada wanita hamil telah terbukti menyebabkan bayinya mengalami mikrosefalia serta kelainan otak lainnya. Hubungan antara zika dan mikrosefalia pertama kali diketahui pada tahun lalu di Brasil, yang sejak itu telah mengonfirmasi lebih dari 1.900 kasus mikrosefalia.

Pada orang dewasa, infeksi zika juga telah dikaitkan dengan sindrom neurologis langka yang dikenal sebagai Guillain-Barre serta kelainan saraf lainnya. Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk zika. Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi virus ini tidak memiliki gejala sehingga sulit bagi wanita hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi atau tidak, demikian Antara News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement