Senin 14 Nov 2016 10:16 WIB

Trump Terima Pagar Jadi Pembatas Meksiko-AS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Presiden AS terpilih, Donald Trump, pernah mengatakan akan membangun dinding pembatas di sepanjang perbatasan Meksiko dan AS. Namun, tidak seluruhnya dinding, ia mengaku akan membangun pagar di beberapa wilayah perbatasan.

"Mungkin ada beberapa pagar. Untuk daerah tertentu saya menerimanya (pagar), tapi di daerah lain, saya rasa membangun dinding akan lebih tepat. Saya sangat pandai dalam hal konstruksi," ujar Trump dalam wawancara di CBS News, Ahad (13/11) malam.

Wawancara tersebut merupakan wawancara pertama Trump di sebuah stasiun televisi setelah ia resmi dinyatakan menang dalam pemilu pada 8 November lalu. Trump juga mengatakan, ia bersedia mendeportasi atau memenjarakan dua sampai tiga juta imigran ilegal. Terutama imigran yang terlibat kasus kriminal, menjadi anggota geng kejahatan, atau berpofesi sebagai pengedar narkoba.

Namun kebijakan Trump bertentangan dengan pernyataan Ketua DPR, Paul Ryan. Kepada CNN, Ryan mengatakan deportasi imigran bukan fokus utama Partai Republik saat ini. "Saya pikir prioritas utama pemerintah adalah meningkatkan keamanan di perbatasan," ujar Ryan, dikutip dari The Independent.

Dalam kampanyenya, Trump bersumpah tidak hanya akan membangun dinding pembatas, tetapi juga membuat Meksiko membayar pendanaan pembangunan dinding itu. Dia juga menegaskan akan mendeportasi sebanyak 11 juta warga Meksiko yang masuk ke AS secara ilegal.

Perbatasan antara AS dan Meksiko membentang lebih dari 3.200 km dari California ke Texas. Perbatasan itu merupakan perbatasan yang peling sering dilintasi di dunia.

Saat ini, perbatasan Meksiko-AS hanya ditandai oleh dinding dan pagar yang tidak terlalu tinggi. Perbatasan dilengkapi dengan sistem sensor dan kamera pengawas yang dipantau oleh petugas perbatasan untuk mencegah penyeberangan ilegal.

Trump menambahkan, jika perbatasan telah dinyatakan aman, maka Biro Imigrasi dan Bea Cukai akan mendata imigran-imigran gelap yang masih ada di AS. "Setelah perbatasan aman dan semuanya normal, kita menentukan nasib orang-orang itu," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement