Jumat 18 Nov 2016 13:25 WIB

Koleksi Cerpen Mutakhir Indonesia Diterbitkan di Australia

Story of a Tongue, terjemahan cerpen karya Clara Ng.
Foto: ABC
Story of a Tongue, terjemahan cerpen karya Clara Ng.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Keberagaman dan kompleksitas kehidupan modern di Indonesia kini bisa diselami para pembaca bahasa Inggris. Hal itu menyusul diluncurkannya kumpulan cerpen mutakhir berjudul Crossing Boundaries: New Voices from Indonesia, yang memotret kehidupan masyarakat modern di tetangga terdekat Australia tersebut.

Antologi yang terdiri atas sembilan buah cerpen ini bisa diakses secara online hasil kerja sama antara Radio National, salah satu stasiun radio milik badan penyiaran publik Australia ABC dengan Arts Centre Melbourne melalui program Asia TOPA: Asia-Pacific Triennial of Performing Arts.

"Koleksi ini merangkum kisah tentang kehidupan perkotaan, cinta dan konflik di desa, kisah-kisah fantastis, tradisi dan orang-orang yang menantang tradisi tersebut," ujar presenter program Books and Arts pada Radio National, Michael Cathcart yang sekaligus memilih sembilan cerpen untuk diterjemahkan.

Crossing Boundaries is a collection of Indonesian short stories.
Crossing Boundaries, koleksi cerpen Indonesia yang terbitkan bekerja sama dengan Radio National, salah satu stasiun radio ABC, serta Asian Performing Arts Centre Melbourne. ABC RN: Tommy Chandra

Michael dibantu oleh Maggie Tiojakin, penulis dan editor Indonesia, dalam menyeleksi dan menerjemahkan cerpen-cerpen tersebut. Prioritas mereka adalah sedapat mungkin menggambarkan keberagaman dalam kesusastraan Indonesia saat ini. "Kisah-kisahnya sangat beragam dalam tema dan gaya penulisan. Penulisnya baik yang baru muncul maupun yang telah mapan dari seluruh Indonesia," kata Maggie.

"Selama ini jika kita bicara tentang kesenian Indonesia, umumnya terpusat di Jawa dan sekitarnya. Karenanya kami mencari dari daerah lain yang bagi pembaca mungkin tidak seakrab Jawa. Kami memberi perhatian ke budaya yang berbeda di Indonesia yang sebenarnya sangat menarik karena kita jarang mendapatkan versi Bahasa Inggrisnya," ujar Maggie Tiojakim.

Cerpen sebagai media sastra sangat unik dalam kebudayaan Indonesia, yang berbeda dengan kebudayaan yang berbasis Bahasa Inggris.

"Di Indonesia, kebanyakan cerpen dimuat dalam surat kabar sehingga terkait erat dengan berita yang disajikan kepada pembaca. Cerpen satu-satunya bentuk penulisan di Indonesia yang benar-benar membahas tantangan sehari-hari dalam kehidupan di perkotaan dan di pedesaan. Cerpen mewakili bagian kehidupan Indonesia yang berbeda dan apa yang jadi perhatian kita, baik sosial maupun politik. Makanya cerpen merupakan bentuk penulisan yang penting di Indonesia, yaitu untuk mendapatkan gambaran apa yang terjadi," ujar Maggie.

Making an elephant happy
Making an Elephant Happy, terjemahan cerpen karya Eka Kurniawan. Tommy Chandra

Salah satu cerpen berjudul Making an Elephant Happy karya Eka Kurniawan. Kisahnya "gelap dan ganjil mengenai seekor gajah dengan misi menemukan cara untuk masuk ke depan kulkas," ujar Anna Frey Taylor, produser pada Radio National.

"Cerita dimulai secara biasa namun dengan nada rendah yang kelam. Penggunaan gajah, dalam dialog dan bagian dari cerita, terasa alamiah bagi warga Indonesia yang bekerja di bidang kebudayaan dimana ide mengenai binatang, hantu, dunia kita dan dunia supernatural sama-sama eksis," kata Kate Ben-Tovim, associate director AsiaTOPA.

"Cerpen lainnya termasuk The Story of a Tongue karya Clara Ng, merupakan dongeng magis tentang Asna, remaja putri yang mendapati seluruh peradaban tumbuh di lidahnya," jelas Anna Frey Taylor.

Lalu cerpen Five Ringgit karya I Nyoman Manda, merupakan kisah seorang pria yang menolak percaya orang bisa berubah bentuk jadi binatang.

Five Ringgit is a story by I Nyoman Manda
Five Ringgit, terjemahan cerpen karya I Nyoman Manda. ABC RN: Tommy Chandra

Antologi ini merupakan upaya untuk memberi akses kepada kesusastraan yang tak terpantau radar para pembaca Bahasa Inggris.

"Bagi penulis, isu terbesar adalah penerjemahan. Makanya sangat sedikit karya yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Sebanayak 50 persen karya terjemahan diterjemahkan dari Bahasa Inggris (ke bahasa lain), dan hanya enam persen yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Jelas kita sangat kekurangan," kata Direktur Kreatif Asia TOPA Stephen Armstrong.

"Kami coba menghilang hambatannya. Memberi akses bagi karya-karya terbaik dari kawasan Asia dan Pasifik," katanya.

Anda bisa nikmati karya-karya cerpen tersebut melalui tautan Crossing Boundaries: New Voices from Indonesia, yang dilengkapi dengan ilustrasi karya seniman Indonesia Tommy Chandra.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/wisata-nad-budaya/koleksi-cerpen-mutakhir-indonesia-diterbitkan-di-australia/8037128
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement